Sejumlah kendaraan melintas di ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek di pintu masuk Tol Cikarang Utama, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (23/12). Arus mudik kendaraan menjelang libur Natal dan Tahun Baru di ruas Tol Jakarta-Cikampek pada Jumat (23/12) pukul 15.00-18.00 WIB terpantau lancar. ANTARA FOTO/Risky Andrianto/aww/16.

Cikarang, Aktual.com – PT Jasa Marga Jakarta-Cikampek Cabang Bekasi memprediksi lonjakan arus balik libur Isra Mikraj meningkat 24 persen atau 92.252 dari lalu lintas normal 74.384 kendaraan pada Senin (24/4).

“Peningkatan itu akan terjadi pada sore hingga malam,” kata Assistant Vice President Corporate Communication PT Jasa Marga Cabang Bekasi Dwimawan Heru Santoso, di Kabupaten Bekasi, Minggu (23/4).

Menurut dia, dalam arus balik libur Isra Mikraj ini Jasa Marga Jakarta-Cikampek melakukan antisipasi kepadatan lalu lintas kendaraan dengan menempatkan petugas pada titik rawan kemacetan.

Kesiapan itu di antaranya polisi jalan raya (PJR), layanan jalan tol (LJT), derek gratis jalan tol, keamanan dan ketertiban, dan rambu lalu lintas, petugas penanganan perbaikan jalan tol, kebersihan jalan tol, penerangan jalan umum, serta respons genangan air.

Semua itu, menurutnya, dilakukan sebagai wujud nyata untuk memenuhi pelaksanaan pelayanan publik menjadi lebih baik.

Namun untuk menyambut arus balik ini, petugas juga sudah menyiapkan berbagai cara, antara lain rekayasa lalu lintas (contra flow) sebagai pengurai kemacetan dengan membuka satu jalur pada arah berlawanan.

“Tujuannya agar pada daerah rawan macet dapat terpecah dan terurai, kemudian kembali menyatu di daerah yang sudah ditentukan,” katanya pula.

Ia menambahkan pada Km 66, petugas akan melakukan rekayasa lalu lintas dengan mengatur volume kendaraan yang datang dari Bandung, Cipali, dan Cikampek menuju arah ke Jakarta.

Sedangkan pada tempat peristirahatan di Km 62, 52, 42, dan Km 32, juga akan memberlakukan rekayasa lalu lintas dengan pemikiran daerah tersebut adalah salah satu jalur rawan kemacetan.

Namun pada pemberlakuan rekayasa lalu lintas ini belum dapat dipastikan secara detail, mengingat waktu kepadatan kendaraan juga tidak pasti.

Heru menjelaskan dalam mengantisipasi kemacetan itu, Jasa Marga memberlakukan 25 gardu pada Gerbang Tol Cikarang Utama. Semua gardu difungsikan menjadi manual. Namun bila ada yang membayar menggunakan kartu bayar juga bisa.

Upaya itu merupakan salah satu cara agar pemanfaatan gardu pada Gerbang Tol Cikarang Utama lebih maksimal dan mengurangi segala risiko kemacetan.

“Sedangkan untuk rekayasa lalu lintas sebenarnya bersifat fleksibel mengacu pada tingkat kemacetan yang terjadi,” katanya pula.[ant]

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid