Asap mengepul setelah serangan udara Israel di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, Kamis (26/10/2023).

Gaza, aktual.com – Israel dan Hamas telah sepakat untuk memulai gencatan senjata selama empat hari pada Jumat (24/11) pagi. Pada hari ini, militan dijadwalkan akan melepaskan kelompok pertama yang terdiri dari 13 sandera wanita dan anak-anak Israel. Gencatan senjata ini dimulai pada pukul 7 pagi waktu setempat (12.00 WIB) dan mencakup wilayah Gaza utara dan selatan.

Rencananya, lebih dari 200 sandera yang ditahan oleh Hamas sejak serangan pada 7 Oktober di dalam Israel akan dibebaskan selama periode gencatan senjata. Meskipun demikian, pertempuran masih berlanjut beberapa jam menjelang dimulainya gencatan senjata.

Sebuah rumah sakit di Kota Gaza termasuk di antara sasaran yang dibom, dan kedua belah pihak telah mengisyaratkan kemungkinan jeda sebelum pertempuran dilanjutkan.

Bantuan tambahan akan segera diberikan ke Gaza, dan sandera pertama, termasuk perempuan lanjut usia, dijadwalkan akan dibebaskan pada pukul 4 sore (21.00 WIB). Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari, mengungkapkan bahwa jumlah total sandera yang akan dibebaskan selama empat hari mencapai 50 orang.

Mesir juga mengumumkan pengiriman 130.000 liter solar dan empat truk gas setiap harinya ke Gaza seiring dimulainya gencatan senjata, dan 200 truk bantuan akan memasuki Gaza setiap hari.

Lebih lanjut, warga Palestina diprediksi akan dilepaskan dari penjara Israel, demikian disampaikan juru bicara Qatar kepada wartawan “Kami semua berharap gencatan senjata ini akan memberikan peluang untuk memulai upaya yang lebih luas untuk mencapai gencatan senjata permanen.”

Hamas secara resmi mengonfirmasi melalui saluran media Telegramnya bahwa semua tindakan konflik dari pasukannya akan dihentikan. Meskipun demikian, Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, kemudian menyebutkan “gencatan senjata sementara ini” dalam pesan video yang mengajak untuk “mengintensifkan konfrontasi dengan (Israel) di semua front perlawanan,” termasuk Tepi Barat yang diduduki oleh Israel, di mana tingkat kekerasan meningkat sejak pecahnya perang di Gaza hampir tujuh pekan yang lalu.

Sementara itu, militer Israel menyatakan bahwa pasukannya akan tetap di belakang garis gencatan senjata di Gaza tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang posisi mereka.

“Ini akan menjadi hari-hari yang rumit dan belum ada yang pasti,” kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari.

“Kontrol atas Gaza utara adalah langkah pertama dari perang yang panjang, dan kami sedang mempersiapkan tahap selanjutnya,” tambahnya.

Israel telah menerima daftar awal sandera yang akan dibebaskan dan telah menghubungi keluarga para sandera, kata kantor perdana menteri.

Negara Zionis itu melancarkan invasi dahsyat ke Gaza setelah orang-orang bersenjata dari Hamas menyerbu pagar perbatasan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang, menurut penghitungan Israel.

Sejak itu, Israel telah menghujani bom di daerah kantong kecil tersebut, menewaskan sekitar 14.000 warga Gaza, sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak, berdasarkan otoritas kesehatan Palestina.

Menjelang gencatan senjata, pertempuran berlanjut dengan intensitas yang lebih besar dari biasanya pada Kamis, dengan jet Israel menghantam lebih dari 300 sasaran dan tentara terlibat dalam pertempuran sengit di sekitar kamp pengungsi Jabalia di sebelah utara Kota Gaza.

Seorang juru bicara militer mengatakan operasi akan terus berlanjut sampai pasukan menerima perintah untuk berhenti.

Rumah Sakit Indonesia yang terletak di Kota Gaza terguncang akibat pemboman tanpa henti, beroperasi tanpa penerangan dan dipenuhi oleh orang-orang tua dan anak-anak yang terbaring di tempat tidur, ungkap pejabat kesehatan Gaza.

Kekhawatiran internasional terfokus pada nasib rumah sakit, terutama di bagian utara Gaza, di mana semua fasilitas medis berhenti berfungsi karena pasien, staf, dan para pengungsi terjebak di dalam serangan Israel.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Rizky Zulkarnain

Tinggalkan Balasan