Adanya tudingan Andi tersebut tentu saja menjadi makanan empuk lawan politik Prabowo cs. Segera setelah tudingan itu dicuitkan jagat dunia maya diramaikan dengan hastag #JenderalKardus. Bahkan hastag tersebut nangkring dalam trending topic twitter.
Bukan hanya lawan politik, teman koalisi pun mulai memanas dengan tudingan tersebut. Partai Amanat Nasional (PAN) memandang pernyataan Andi Arief tersebut telah merusak komunikasi Demokrat dengan partai lain, termasuk PAN.
Bahkan, menurut Anggota Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Wibowo, akibat ucapan Andi Arief tersebut, peluang partai Demokrat untuk mengusung putra sulung Soesilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi pendamping Prabowo di Pilpres 2019 menjadi kandas.
Dengan kata lain, sambung Drajad, dukungan PAN terhadap Prabowo bisa berubah apabila memilih AHY sebagai cawapres.
“Nama AHY sebenarnya termasuk yang dipertimbangkan oleh PAN. Dengan tuduhan tersebut, nama AHY akan dicoret dari pertimbangan PAN,” kata Drajad.
Sementara Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengambil sikap akan menempun jalur hukum atas ucapan Andi tersebut. Meskipun PAN percaya ucapan Andi tidak mewakili Partai Demokrat.
“Kami yakin pernyataan Andi Arief itu pernyataan pribadi, bukan pernyataan Demokrat,” kata dia.
Sedangkan PKS justru sebaliknya. Mereka meyakni pernyataan Andi mewakili partai Demokrat. “Saya melihat tidak ada klarifikasi resmi dari partainya sehingga kami menyimpulkan ini juga merupakan sikap institusi partai tempat Andi Arief bernaung,” kata dia melalui siaran pers yang diterima Aktual.com, Kamis (9/8).
Kebutuhan Logistik 2019
Kembali lagi ke persoalan pentingnya logistik dalam sebuah peperangan juga disampaikan Tom Peters, seorang pakar manajemen yang membantu banyak CEO ternama di Amerika Serikat. Ia menyebut seorang pemimpin dapat memenangi peperang tergantung dari stratergi logistik.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby