“Leaders win through logistics. Vision, sure. Strategy, yes. But when you go to war, you need to have both toilet paper and bullets at the right place at the right time. In other words, you must win through superior logistics.” Tom Peters.
Hal itu yang mungkin kemudian disadari Partai Gerindra. Jika ingin memenangkan pertarungan di Pilpres 2019, mereka butuh strategi logistik. Terlebih lawan yang harus dihadapi merupakan incumbent seperti Joko Widodo.
“Di dalam peperangan ini kita perlu suatu logistik, dalam arti peperangan dalam tanda kutip pemilu. Gitu. Tidak mungkin, suatu kampanye di suatu tempat saja bisa memakan biaya. Jadi, selain taktik-strategi, ya kita perlu logistik,” ujar Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, di kediaman Prabowo, Jl Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (9/8) dini hari.
Oleh karenanya menurut Fadli, menjadi wajar untuk berbicara logistik sebagai modal dalam peperangan.
“Dukungan logistik itu wajar dalam menghadapi pilpres karena tiap parpol punya mesin parpol yang harus digerakkan bukan terkait pribadi-pribadiIa mengakui jika memang saat ini sudah ada pembahasan logisitik dalam konsolidasi koalisi parpol pendukung Prabowo.
“Tentu, nanti butuh atribut, konsumsi, dan biaya kampanye. Masak sebuah pemenangan pilpres tidak bicarakan itu, pasti bicarakan itu,” kata dia.
Lebih jauh, Wakil Ketua DPR tersebut mengatakan, persoalan logistik ini nantinya yang akan diurus dengan parpol koalisi.
“Logistik ini kita juga berharap nanti juga ada dana gotong-royong dari setiap partai politik, dari kandidat, dari macam-macamlah,” kata dia.
Menjadi wajar pula jika Prabowo memilih Cawapres yang juga siap menyediakan logistik. Sebab menurut Fadli Zon, Prabowo sebagai salah satu kandidat yang diusung selalu mengeluarkan dana pribadi dalam peperang politik ini.
“Nanti siapa pun harus ada siapanya dan berapa anggarannya, semua akan transparan dan terbuka, dan semua yang ada di sini adalah uang halal, logistik yang halal,” kata dia
Dua kali kalah dalam pertarungan Pilpres, satu kali merupakan calon Wakil Presiden pada pemilu 2009, mungkin menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi Prabowo. Meski persoalan logistik bukan satu-satunya masalah yang harus dihadapi, akan tetapi tetap saja strategi logistik tersebut sudah dipikirkan jauh-jauh hari.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade dua bulan lalu telah mengakui jika terdapat upaya penggalangan dana untuk kebutuhan logisitk pilpres 2019 nanti. Ketika itu ia mengakui jika membutuhkan dari masyarakat karena keterbatasan yang dimiliki partainya mengingat butuh triliunan rupiah untuk bisa ikut dalam kontestasi Pilpres nanti.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby