“Yang pasti jumlah itu besar. Butuh triliunan. Insya Allah kita sudah siapkan. Ya tapi tentu kita tetap butuh bantuan dari masyarakat,” kata Andre, 26 juni 2018.
Andre menyebut setidaknya tiga lumbung logistik atau pendanaan bagi partainya untuk mengusung Prabowo maju pada Pilpres 2019 nanti.
Tiga lumbung tersebut antara lain dari masyarakat, iuran anggota, dan dari dana pribadi milik Prabowo.
Dari masyarakat, Partai Gerindra meluncurkan program Galang Perjuangan lewat aplikasi Telegram yang diumumkan langsung oleh Prabowo pada Kamis (21/6/2018) di akun Facebooknya untuk memantau perkembangan dana swadaya masyarakat lewat rekening khusus Galang Perjuangan PS dengan No. Rekening 8495002001000002 Bank BNI Syariah/ BNI.
Selain dari masyarakat, Andre juga mengungkapkan bahwa Partai Gerindra juga akan mengadakan iuran dari anggota partai atau kader untuk membantu logistik Prabowo dalam Pilpres 2019 nanti.
Menurut Andre hal tersebut sudah dilakukan Partai Gerindra sejak Partai Gerindra mengusung Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 silam.
“Di Partai Gerindra donasi itu sudah kami lakukan dari mulai Pak Jokowi sama Pak Ahok kita calonkan oleh Partai Gerindra itu juga mengumpulkan uang-uang dari iuran kader, jadi udah dari dulu Partai Gerindra melakukan ini,” ungkap Andre.
Selain itu, ia juga menerangkan bahwa dana pribadi milik Prabowo juga akan digunakan untuk keperluan Pilpres nanti. Meski ia tidak menerangkan jumlahnya secara gamblang, namun ia menegaskan bahwa uang pribadi yang dikeluarkan Prabowo untuk Pilpres 2019 nanti besar.
“Pak Prabowo sendiri kan juga punya logisitik juga yang besar,” kata Andre.
Hal ini yang kemudian semestinya dimaklumi Andi Arief maupun partai Demokrat. Sebab menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, persoalan logistik menjadi kelemahan utama Prabowo untuk mengalahkan sang petahana Jokowi.
Sementara Jokowi, kata Pangi, tidak mempunyai persoalan logistik. Ia menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta itu saat ini telah memiliki logistik dan modal elektoral yang cukup untuk bertarung di Pilpres 2019.
“Logistik untuk pilpres itu besar sekali. Inilah kelemahan Prabowo di logistik. Sementara Pak Jokowi tidak punya kelemahan disitu. Logistik cukup, racikan elektoral pas, sudah berbuat dan sudah bekerja, koalisi partainya gemuk. Maka akan ada kerja keras lagi soal logistik Pak Prabowo,” kata dia beberapa waktu yang lalu.
Melihat persoalan diatas tak bisa dipungkiri dalam peperangan harus terdapat strategi untuk dapat menang. Dalam ilmu militer, menjaga agar jalur suplai sambil mengganggu jalur logistik musuh amatlah krusial. Begitu pula dalam dunia politik.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby