Jakarta, Aktual.com — Jepang mendukung kapal perang Amerika Serikat mendekati pulau yang disengketakan di Laut Tiongkok Selatan pada Minggu (22/11), namun tidak berencana untuk mengirimkan pasukan angkatan lautnya untuk membantu operasi tersebut.
Pada bulan lalu Wahington menyulut amarah Beijing, ketika kapal penghancur USS Lassen berlayar kurang dari 12 mil laut dari satu rangkaian pulau yang diklaim oleh Tiongkok di wilayah kepulauan Spratly.
Pihak berwenang Tiongkok mengawasi dan memperingatkan kapal-kapal untuk menjauh, namun tidak menghalangi, meskipun Beijing kemudian memanggil Duta Besar Amerika Serikat dan mengadukan apa yang mereka anggap sebagai ancaman bagi kedaulatannya.
Laporan minggu lalu mengatakan, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe berkata kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama di sela-sela konferensi APEC di Manila, bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk mengirim armada kapal Jepang untuk membantu operasi Amerika di wilayah tersebut.
Tetapi Menteri Pertahanan Gen Nakatani mengecilkan usulan tersebut, setelah pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Australia Marise Payne dan Menteri Luar Negeri Julie Bishop di Sydney.
“Kami secara aktif telah mencoba membantu menstabilkan wilayah tersebut namun sejauh yang kami khawatirkan tidak ada rencana untuk berpartisipasi dalam operasi kebebasan bernavigasi Amerika Serikat. Pada konferensi Amerika Serikat dengan Jepang (di Manila), saya percaya Perdana Menteri Abe menyampaikan sikap tersebut kepada Presiden Obama,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri Fumio Kishida tampak kurang tegas, mengatakan bahwa belum ada yang ditentukan, tidak ada keputusan yang diambil, komunitas internasional harus bekerja sama untuk menanggapi situasi tersebut.
“Bagi Amerika Serikat, melaksanakan operasi untuk memastikan kebebasan bernavigasi, hal ini berdasarkan hukum internasional, dan Jepang mendukung Amerika Serikat dalam hal itu.” ujarnya.
Ketegangan telah meningkat sejak Tiongkok merubah formasi karang di Laut Tiongkok Selatan menjadi pulau kecil yang mampu menampung fasilitas militer, sebuah gerakan yang dianggap mengancam kebebasan bernavigasi di wilayah jalur minyak dunia oleh Amerika Serikat.
Tiongkok bersikeras dengan kedaulatan atas wilayah Laut Tiongkok Selatan yang juga diklaim oleh beebrapa negara lain.
Washington berulang kali mengatakan mereka tidak menganggap klaim tersebut.
Dalam pengumuman resmi pasca pertemuan di Sydney, Jepang dan Australia meminta para penuntut untuk menghentikan reklamasi lahan, konstruksi, dan penggunaan militer lahan yang ada di Laut Tiongkok Selatan.
Mereka juga mendesak para penuntut untuk mengendalikan diri, mengambil langkah untuk meringankan ketegangan dan menghindari aksi provokatif yang dapat meningkatkan ketegangan.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby