“Pola ‘kampanye darat’ yang konvensional dengan kecenderungan menggunakan pola seperti melalui kegiatan bakti sosial, sembako murah, dan sembako gratis tidak efektif lagi mempengaruhi secara luas pemilih Jakarta yang mayoritas pemilih rasional,” jelasnya.

Termasuk pola ‘kampanye udara’ yang cenderung menggunakan pola playing victim, sebuah kampanye melalui dunia maya untuk menggambarkan pasangan Ahok-Djarot sebagai korban diskriminasi dan intoleransi.

“Militansi berlebihan cyber army Ahok-Djarot juga seringkali justru menjadi blunder politik,” terang Ubedillah.

Laporan: M Zhacky Kusumo

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby