Jakarta, AKtual.com – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan Indonesia menjalin hubungan baik dengan negara lain, namun pencurian ikan tidak termasuk didalamnya.
“Saya setuju kita harus jaga hubungan baik dengan Tiongkok, tapi pencurian ikan tidak termasuk dalam hubungan baik antarnegara,” kata Susi Pudjiastuti usai buka bersama di rumah dinas Ketua DPR Ade Komarudin di Jakarta, Senin (20/6) malam.
Menurut Susi, langkah yang ditempuh atas pencurian ikan adalah penegakan hukum. (Baca: Meski Didesak China, Susi Tegaskan Tetap Proses ABK Kapal KM Kway Fey 10078)
“Masak orang mencuri harus dikasih solusi, solusi apa,” kata Susi menanggapi adanya penindakan TNI AL atas kapal dengan ABK China di perairan ZEE, namun kemudian diprotes oleh Pemerintah Tiongkok.
Ketika ditanya apakah Indonesia akan mengirim surat penjelasan kepada Pemerintah China, Susi mengatakan itu kewenangan Kemenlu. (Baca: Penangkapan Kapal Ilegal China Langkah Penegakan Hukum)
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan kronologi kejadian itu. Pada Jumat (17/6), pukul 04.24 WIB, kapal TNI AL memergoki 10-12 kapal ikan asing di perairan Natuna yang merupakan ZEE Indonesia, dan beberapa kapal terlihat sedang melempar jaring sehingga diduga melakukan penangkapan ikan ilegal.
Melihat kapal TNI AL, kapal-kapal asing tersebut mencoba melarikan diri sehingga TNI AL melakukan pengejaran secara terpisah sembari meminta agar mereka berhenti dan mematikan kapal, baik melalui panggilan radio maupun pengeras suara. (Baca: Yusril Sarankan Pemerintah Tinjau Ulang Kerjasama dengan China)
Namun, permintaan tersebut diabaikan sehingga TNI AL memberikan tembakan peringatan yang diarahkan ke udara dan laut, lagi-lagi peringatan tersebut diabaikan dan mereka mencoba melarikan diri.
Akhirnya, TNI AL berhasil menangkap satu kapal asing yang di dalamnya terdapat tujuh ABK, terdiri atas enam laki-laki dan satu perempuan.
Retno menegaskan, ketujuh ABK tersebut dalam keadaan baik dan tanpa luka apapun saat ditangkap dan dibawa ke Sabang Mawang, Natuna, untuk investigasi lebih lanjut dan diketahui bahwa kapal dan ABK tersebut berasal dari China. (Baca: Ilegal Fishing Kerap Terjadi di Natuna, Diperlukan Pengamanan yang Memadai)
Akibat penangkapan kapal tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengeluarkan protes lisan yang dimuat dalam media-media China maupun internasional.
Namun, menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir, hingga saat ini tidak ada nota resmi dari pemerintah China kepada Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara