Kapolri Jenderal Tito Karnavian didampingi jajarannya saat rapat kerja (raker) antara Polri dengan Komisi III DPR, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/6/2018). Kapolri mengusulkan anggaran untuk Polri dalam RAPBN 2019 sebesar Rp 126,8 triliun. Sebesar Rp 5 triliun dialokasikan untuk kegiatan pengamanan Pemilu 2019. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengingatkan kepada para Capaja TNI-Polri untuk bersikap kritis terhadap potensi perpecahan bangsa Indonesia ke depannya, terutama potensi perpecahan bangsa dari dalam negeri itu sendiri.

“Sebagai sarjana, kita harus bertanya kritis, apa Indonesia masih bisa pecah? Kita lihat dalam akademik untuk ambil kesimpulan, itu adalah metode komparatif. Bukan saya mengamini, tetapi ada potensi. Bung Karno pernah bilang, menghadapi musuh luar lebih mudah dibandingkan musuh dari dalam,” kata Kapolri saat memberikan pembekalan kepada 724 Calon Perwira Remaja (Capaja) Akademi TNI-Polri, di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.

Ia mencontohkan negara Uni Soviet dan Yugoslavia bisa pecah karena masalah dari dalam negerinya sendiri. Potensi perpecahan, bisa muncul di Indonesia lantaran masih adanya kesenjangan ekonomi antar kelas.

Selain itu, konflik yang sarat dengan SARA juga bisa menjadi penyebab terjadinya perpecahan.

“Potensi perpecahan bisa semakin membesar akibat kerukunan bangsa yang melemah,” ucapnya.

Sebanyak 724 Capaja, terdiri dari Capaja TNI AD 205 orang, TNI AL sebanyak 102 orang, TNI AU sebanyak 119 orang dan Polri sebanyak 278 orang.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid