Jakarta, Aktual.co — Kasus korupsi proyek pengadaan fasilitas, riset terpadu dan alih teknologi produksi vaksin flu burung untuk manusia milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hilang ditelan bumi.
Pasalnya, Pelaksana Tugas (Plt) pimpinan KPK, Johan Budi SP mengatakan, jika pihaknya tidak menangani kasus tersebut. Hal itu justru bertolakbelakang dengan pernyataan Wakil Ketua KPK non-aktif, Bambang Widjojanto (BW).
“KPK tidak menangani (kasus vaksin flu burung),” tegas Johan, saat berbincang dengan Aktual.co, Rabu (3/6).
Sebelumnya, pada 29 Agustus 2012, BW menegaskan jika pihaknya menangani kasus pabrik vaksin milik Kemenkes. Dia mengatakan, KPK telah melakukan penyelidikan sejak Mei 2011.
“KPK menangani yang tahun anggaran 2011,” ujar Bambang, di gedung KPK, Jakarta, Rabu, 29 Agustus 2012.
Ketika dikonfirmasi, Johan justru mengarahkan untuk menanyakan hal itu ke BW. “Tanya pak BW saja. Sekarang (KPK) nggak ada nangani soal pabrik vaksin. Dan itu kan ‘statement’ pak BW tahun 2012,” pungkasnya.
Seperti diketahui, penanganan kasus vaksin flu burung memang berada di bawah kewenangan Polri. Lembaga yang sekarang dipimpin Jenderal Polisi Badrodin Haiti itu, menangani untuk tahun anggaran 2008-2010.
Dalam kasus vaksin flu burung, Polri sendiri baru menjerat Tunggul Parningotan Sihombing, selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tahap II serta Rahmat Basuki yang menjabat sebagai Ketua Panitia Pengadaan pada 2009.
Namun demikian, kedua nama itu diyakini bukan aktor utama dalam kasus korupsi yang menyebabkan negara merugi lebih dari Rp 700 miliar itu. Pasalnya, beberapa pihak seperti PT Bio Farma dan M Nazaruddin sama sekali tidak tersentuh.
Dalam audit Badan Pemerikan Keuangan (BPK), Bio Farma dan Nazaruddin disebut sebagai pihak utama yang berhasil menggiring proyek tersebut masuk ke dalam APBN-Perubahan Kemenkes tahun anggaran 2008.
Dugaan permainan Bio Farma dan Nazaruddin menguat setelah salah pegawai Permai Grup, Yulianis menyebutkan, bahwa Nazaruddin sempat menawarkan sejumlah ‘hadiah’ kepada petinggi Bio Farma.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby