Hal itu merujuk pada hasil analisis data titik api menggunakan situs fires.globalforestwatch.org

Data tersebut mencatat jumlah titik api seluruh Indonesia dari 1 Agustus sampai 14 September 2019 adalah 151.862 titik, terbanyak di Kalteng.

Pertanyaannya, mengapa provinsi lain di Kalimantan membara dan menimbulkan bencana kabut asap, maka jarak pandang di Kaltara lebih dari 3 Km (masih rekomendasi untuk keselamatan penerbangan).

Jawaban logisnya, hutan heart of Borneo
(Kalimantan bagian utara, Malaysia dan Brunei) masih lumayan bagus, tidak separah provinsi lain.

Hutan atau pepohonan yang lebat menyerap efektif polutan yang menyebabkan polusi udara.

Sebaliknya hutan yg sudah terbuka sudah tidak memiliki ketahanan terhadap ancaman kebakaran, akibat lantai hutan tidak lembab lagi. Lantai hutan yang terbuka ibarat sekam menanti pemetik api saat kemarau.

Artikel ini ditulis oleh: