Makan Rp20.000/hari Bisa Dapat Apa?

Berdasarkan data dari BPS, garis kemiskinan di DKI Jakarta berada di kisaran Rp593.108 per kapita per bulan. Artinya, apabila di-breakdown untuk kebutuhan sehari-hari, maka per kapita per hari mempunyai dana Rp20.000 per hari. Sedangkan kebutuhan pokok tiap individu yang harus dipenuhi adalah kebutuhan makan. Pada umumnya, penduduk makan tiga kali sehari, namun ada sebagian yang hanya makan dua kali sehari.

Survei secara random di beberapa tempat makan sederhana, baik itu Warteg, Warsun, rumah makan padang, atau warung tenda di pinggir jalan rata-rata mematok harga sekitar Rp15 untuk sekali makan. Salah satu warteg di kawasan Rawa jati misalnya, untuk makan dengan menu nasi, sayur, tempe dan telor dadar dihargai Rp10.000.

“Nasinya saja Rp5.500 mas, kalau pakai telor dadar nambah Rp1.500,” ujar Bude penjual warteg.

Rata-rata sekali makan, pelanggan menghabiskan Rp15.000 dengan menu nasi+sayur+ayam dan minum. Berbeda lagi dengan masakan padang, dengan menu nasi dan telor dadar dan sayur dihargai sekitar Rp10.000, belum termasuk minum teh atau kopi. Sedangkan warung tenda yang biasanya buka di saat malam, menu nasi+telor dadar+tempe dipatok Rp10.000. Sedangkan menu nasi+lele sudah Rp13.000, itu belum termasuk minum.

Melihat harga dan menu di atas, maka dalam sehari bisa menghabiskan duit minimal Rp30.000 untuk tiga kali makan, artinya membutuhkan Rp900.000 untuk sebulan. Lalu, bagaimana jika hanya tersedia duit Rp593.108? untuk makan saja minimal membutuhkan Rp900.000, belum untuk rokok (posisi kedua setelah pangan), transportasi dan komunikasi. Apabila dibagi ke hari, maksimal konsumsi penduduk miskin adalah Rp20.000, itu hanya cukup makan dua kali sehari dengan menu nasi+telor+sayur/tempe. Itu hanya untuk makan, masih manusiakah standar yang ditetapkan?

Lebih Baik Hidup di Penjara?

Beberapa waktu lalu terungkap biaya makan narapidana dalam lapas sehari hanya Rp15.000.  Pembiayaannya bersumber dari Anggaran Pengeluaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN).  “Jatah makan Rp 15 ribu untuk tiga kali makan (pagi, siang dan sore) terdiri dari nasi, sayur-sayuran dan sejenisnya,” ujar Direktur Dirjen Pas Kemenkum HAM, Sri Puguh Budiati.

Lalu, apakah penduduk Indonesia harus mendekam di Lapas agar bisa menyesuaikan dengan duit yang tersedia? Apakah penghuni lapas tergolong masyarakat miskin/bukan?

[pdfjs-viewer url=”http%3A%2F%2Fwww.aktual.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F08%2FFanzine-140818_Kemiskinan-Seharusnya-Bukan-Sekedar-Angka-Tapi-Memanusiakan-Manusia.pdf” viewer_width=100% viewer_height=1360px fullscreen=true download=true print=true]

Artikel ini ditulis oleh:

Eka