Puasa sudah memasuki hari ke-21, yang berarti kita sudah memasuki 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan.
“Nabi Muhammad SAW ketika memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan memilih fokus beribadah, mengisi malamnya dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut beribadah,” (HR Bukhari).
Ibarat sebuah peperangan, kita sudah memasuki hari-hari terakhir untuk menentukan apakah kita akan menjadi pemenang ataukah pecundang.
Dalam pertandingan sepakbola pun menit-menit terakhir selalu diibaratkan menit-menit krusial. Segala sesuatu bisa saja terjadi akibat faktor kelelahan atau bisa juga karena sudah yakin bakal menang sehingga lengah dalam menghadapi serangan lawan.
Suatu contoh terjadi ketika pertandingan final Liga Champions tahun 1999, ketika itu Bayern Munchen (Jerman) dikalahkan oleh Manchester United (Inggris).
Hampir memasuki menit ke-90 waktu normal posisi klub asal Jerman itu masih unggul 1-0 atas klub asal Inggris. Namun di menit-menit terakhir jelang pertandingan berakhir, Setan Merah julukan Manchester United berhasil mencetak 2 gol, sehingga mampu membalikkan keadaan dan menjadi pemenang.
Begitu juga pula dengan ibadah wajib yang selalu dijalankan oleh Umat Islam sedunia setahun sekali selama sebulan. Jika untuk mendapatkan predikat Manusia Bertaqwa harus menuntaskan ibadah puasa sampai selesai, maka jangan pernah kendorkan sabuk pengaman.
Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
(QS 2 : 183).
Apalagi 10 hari terakhir ini terdapatnya malam Lailatul Qadar, dimana disebut dalam Al-Qur’an sebagai malam yang lebih baik dari 1.000 bulan. Sebagaimana firman Allah SWT:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar.
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ
Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu?
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ
Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan.
تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ
Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.
(QS 97 : 1-5).