Jakarta, Aktual.com — Menikah dan berumah tangga menjadi salah satu Sunah Rasul serta perintah agama yang tujuannya tidak lain untuk memberikan ketentraman, ketenangan dan kasih sayang.
Sebagaimana, hal ini sesuai dengan ungkapan umum dari cita-cita para pasangan pengantin Muslim baru lainnya yang berharap agar keluarga yang kelak dibangunnya nanti menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah.
Lantas, untuk mewujudkan ketenangan dan ketentraman tersebut khususnya bagi pengantin baru, dibutuhkan pemahaman dan pengertian satu sama lain dalam waktu yang cukup panjang. Tujuannya agar rumah tangga yang dibangun dapat kokoh dan bertahan lama hingga ke Surga-Nya. Berikut ini, Aktual.com sajikan uraian penjelasannya bersama Ustadzah Herlini Amran.
“Pasangan yang ingin rumah tangganya harmonis, pertama, niatkan pernikahan karena Allah SWT, sebagai ladang amal dan ibadah, bukan karena kecantikan atau kegantengan semata. Kedua, samakan visi misi dalam berumah tangga, sepakati tujuan berumah tangga, mau dijalankan seperti apa rumah tangga ini. Dan, ketiga, pahami bahwa lima tahun awal berumah tangga adalah masa-masa berat, harus dilalui dengan lapang dada dan banyak bersabar,” jelasnya.
Dari keterangan di atas, maka Ustadzah Herlini kembali menegaskan bahwa hal pertama yang penting untuk dibangun dalam pernikahan itu yaitu, ketakwaan. Menurut Sayyid Quth dalam tafsirnya “Fi Zhilal Al Qur`An Taqwa” adalah kepekaan hati, kehalusan perasaan, rasa khawatir yang terus menerus dan hati-hati terhadap semua duri kehidupan.
Dengan melandasi pemahaman kita tentang takwa, maka dalam mengayuh biduk rumah tangga kita perlu senantiasa mengasah kepekaan hati kita, agar hati kita menjadi penuh dengan kesadaran dalam menjalani semua lika-liku kehidupan kita, senantiasa waspada ketika godaan dan cobaan datang menghadang.
Sehingga, masalah apapun yang kita hadapi dalam berumah tangga, pastikan pilihan-pilihan sikap, perilaku dan perkataan kita hanya yang diridhoi oleh Allah SWT. Segarkan selalu cinta pada pasangan kita dengan menyegarkan kesadaran kita, bahwa: “Aku mencintai pasanganku semata mata karena kecintaanku pada Allah SWT.”
Selain itu, Ustadzah kemudian menambahkan, sangat penting untuk menghadirkan adanya kejujuran dan keterbukaan dalam berumah tangga.
Sebagaimana, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Senantiasalah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah SWT sebagai seorang yang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke Neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allah SWT sebagai seorang pendusta.”
Sungguh sikap jujur-lah yang menghadirkan kebaikan itu muncul dalam rumah tangga kita. Berbohong yakni sukses jangka pendek, karena sekali ketahuan berbohong oleh pasangan kita maka secara otomatis runtuh sudah benteng kepercayaan, digantikan dengan prasangka dan kecurigaan-kecurigaan.
“Rumah tangga yang harmonis itu sebenarnya bukan rumah tangga yang adem-adem saja tidak pernah bertengkar, tapi rumah tangga yang ketika memiliki masalah, mereka mampu menyelesaikannya dengan baik,” lanjutnya.
Semoga Allah SWT senantiasa menguatkan cinta dan kasih sayang dalam keluarga kita agar selalu tumbuh dan harum. Hingga terwujudkan hubungan cinta dan saling berkasih sayang dengan memelihara kemesraan dalam kehidupan rumah tangga. Wallahu’alam a’lam bis showwab.
Artikel ini ditulis oleh: