Jakarta, Aktual.com – Pada suatu malam, Syaikh Baqi Billah hendak shalat tahajud. Nampak seekor kucing pulas dalam tidurnya diatas selimut Syaikh Baqi Billah. Khawatir bila si kucing terbangun dari tidurnya. Syaikh Baqi Billah rela tidak bangkit sampai waktu subuh tiba.
Serupa dalam kisah yang lain. Seekor kucing tidur di atas jubah Syaikh Ahmad Ar-Rifai. Sampai waktu shalat tiba, si kucing masih pulas tertidur di atas jubah Syaikh Ar-Rifai. Melihat jubahnya digunakan sebagai alas tidur kucing, Syaikh Ar-Rifai tidak tega membangunkan. Ia lebih memilih memotong bagian jubah yang ditempati si kucing. Setelah Syaikh Ar-Rifai selesai melaksanakan shalat, si kucing terbangun dan pergi meninggalkan potongan jubah sang Syaikh.
Diksahkan pula kisah Syaikh Abu Bakar as-Syibli dalam kitab Nashaihul Ibad. Setelah kematiannya, seseorang bertemu dalam mimpi dengan Syaikh As-Syibli, lalu ia bertanya,
“Bagaimana Allah memperlakukan kamu wahai Syibli?” Syaikh Syibli menjawab seraya bercerita, “Aku diperlakukan dengan istimewa oleh Allah”. Allah bertanya kepadaku,
“Syibli, tahukah kamu mengapa Aku memperlakukanmu dengan sedemikian baik?”
Syaikh Syibli menjawab, “Karena aku mengerjakan perbuatan-perbuatan baik”.
Kemudian Allah menjawab, “Bukan”.
Syaikh Syibli menjawab lagi, “Karena aku beribadah dengan ikhlas dan tulus”. Allah masih menjawab, “Bukan”.
Syaikh Syibli menjawab lagi, “Karena aku haji, puasa, dan shalat”. Allah masıh menjawab, “Bukan”.
Syaikh Syibli bingung apa yang membuatnya diperlakukan dengan sebaik ini. Lalu Allah menjelaskan,
“Kamu ingat? Kamu pernah pergi ke sebuah jalan di salah satu pojok kota Baghdad. Di sana kamu menemukan seekor anak kucing kedinginan, dan dengan penuh kasih sayang kamu merawatnya”.
Lalu Syaikh Syibli menjawab, “Iya Wahai Allah, aku ingat itu”.
“Karena kamu telah memperlakukan kucing itu dengan penuh kasih sayang, maka Aku memberikan rahmat kepadamu.”
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin