Jakarta, Aktual.co — Komisi VII DPR mulai menginvestigasi masalah mafia migas, termasuk menanyakan sejauh mana keterlibatan Vice President ISC Daniel Purba, pada kasus dugaan tindak pidana korupsi dan pencucian uang dalam pengadaan tender LPG.
“Kita dari panja migas mau terus mendalami dan menyelidiki hal yang terkait dalam migas yang dikemukakan oleh tim reformasi tata kelola migas (RTKM). Itu yang sedang mau kita dalami,” ujar Anggota Komisi VII DPR, Ramson Siagian, di Jakarta, Jumat (5/6).
Terkait apakah Bareskrim Polri harus memeriksa Daniel Purba, Ramson mengatakan aparat kepolisian punya standar dalam menetapkan siapa yang akan diperiksa. Jika dicurigai, maka Bareskrim bisa melakukan pemeriksaan.
“Polisi punya standar mereka mau meriksa siapa, punya bukti yang mencurigakan mereka akan mlakukan itu,” katanya
Selain itu, panja migas Komisi VII akan mempertanyakan hal tersebut pada rapat selanjutnya dengan Pertamina.
“Panja juga sudah mulai dari rapat,  kemaren sudah mulai penyelidikan. Termasuk yang kita tanyakan juga dia (Daniel Purba). Kita akan terus kejar,” tuturnya.
Sementara itu, terkait sudah mulai dilakukannya pemeriksaan dalam dugaan tindak pidana korupsi dan pencucian uang dalam tender pengadaan LPG melalui ISC oleh pihak kepolisian, Ramson mengaku belum mengetahui hal tersebut. Namun, dirinya akan mempertanyakan saat rapat Komisi VII dengan pertamina pekan depan.
“Saya belum tahu, Senin kebetulan dari panja migas mau ‘on the spot’ ke Pertamina. Nanti kita pertanyakan, karena kita belum dapat data,” katanya.
Diketahui, Bareskrim Polri kini tengah melakukan penyelidikan dalam dugaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang dalam tender pengadaan LPG PT Pertamina (Persero) melalui unit usahanya, Integrated Supply Chain (ISC) dan dimenangkan oleh Total Asia Trading Pte Ltd.
Pada penyelidikan itu, Bareskrim diketahui telah melayangkan pemeriksaan terhadap Manager Market Analysis dan Development ISC Pertamina, Anizar Burlian pada 28 Mei 2015 lalu. Bareskrim juga memanggil Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, pada Senin (1/6).

Artikel ini ditulis oleh: