Mendagri Tjahjo Kumolo (kiri), Menag Lukman Hakim Saifuddin (ketiga kanan), Pelapor Khusus Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) Komnas HAM Imdadun Rahmat (ketiga kiri), Koordinator Desk KBB Komnas HAM Jayadi Damanik (kedua kiri), Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid (kanan) didampingi Moderator Yodhisman Sorata (kedua kanan) menjadi nara sumber dalam sesi diskusi panel di acara Kongres Nasional KBB di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (23/2). Kongres yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat dan daerah, Komnas HAM, perwakilan duta besar negara sahabat serta organisasi masyarakat nonparpol tersebut membahas soal penguatan peran pemerintah dalam perlindungan dan pemenuhan hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menggelar Kongres Nasional Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) di Balai Kartini, Kamis (16/3). Dalam acara tersebut hadir Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.

Ketua Komnas HAM Imdadun Rakhmat mengatakan, masih tingginya kasus pelanggaran kebebasan dan beragama di beberapa daerah membuktikan masih lemahnya peran aparat keamanan dan pemerintah daerah dalam meredam konflik.

Pada kesempatan tersebut, KomnasHAM mendesak pemerintah memberikan solusi terkait masalah kebebasan beragama dan berkeyakinan. Diharapkan, dalam forum ini ada solusi konkrit dari berbagai permasalahan KBB yang hingga kini belum tuntas.

“Kegiatan ini merupakan forum kita bersama untuk memetakan berbagai persoalan mendasar dalam pemenuhan hak-hak kebebasan beragama. Sekaligus untuk merumuskan langkah yang akan dilakukan bersama di masa yang akan datang,” ujar Imdadun Rakhmat di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (16/3).

Imdadun menambahkan, ada beberapa masalah yang mencuat terkait kasus KBB. Diantaranya, pengakuan negara terhadap penganut aliran di luar 6 agama seperti Ahmadiyah dan aliran kepercayaan.

Kongres KBB juga dihadiri perwakilan korban kebebasan beragama seperti perwakilan Syiah Sampang, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Pengurus Gereja Filadelfia dan komunitas aliran kepercayaan lainnya.

“Tidak ada paksaan dengan agama. Agama itu sumbernya penyayang. Dalam Al Quran pun jelas kalau ada masalah maka di dialog kan,” ungkap perwakilan Syiah Sampang, Ustad Tajul Muluk dalam testimoni korban KBB.

(Nailin Insa)

Artikel ini ditulis oleh: