Jakarta, Aktual.com — Berkomunikasi dengan menggunakan “emoticon” pada pesan singkat melalui telepon genggam ternyata lebih enak, efektif, positif serta dapat menghindari kesalahpahaman, demikian hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa di Jakarta.

“Emoticon berasal dari gabungan dua buah kata, yaitu “emotion” dan “icon” yang secara spesifik menggambarkan ekspresi wajah atau postur tubuh dalam rangka menyampaikan emosi atau sikap dalam surat elektronik dan pesan singkat,” kata mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Yarsi Jakarta, Widya Fajriani, di Jakarta, Rabu (29/7).

“Dari hasil penelitian melalui penyebaran kuesioner tersebut dapat ditarik sebagai kesimpulan bahwa mayoritas pelajar sudah paham tentang emoticon, sebagian besar pelajar merasa lebih akrab jika berkomunikasi dengan menggunakan emoticon,” katanya.

Widya bersama dua rekannya Yulia Wijayanti dan Endang Utami berhasil mengungkap motivasi para pelajar menggunakan emoticon ketika berkomunikasi, dengan melakukan penelitian di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 angkatan 2013-2014.

“Dalam dunia teknologi informasi perkembangan komunikasi dengan menggunakan emoticon juga sudah digandrungi para pelajar yang pada umumnya berusia muda atau remaja. Perkembangan komunikasi seluler merupakan hal yang sangat disukai para pelajar yang notabene adalah remaja,” katanya.

Ia menambahkan bahwa penelitian yang mereka lakukan itu untuk mengetahui dorongan atau motivasi apa sehingga pelajar menggunakan emoticon ketika berkomunikasi. Serta mengetahui manfaat emoticon dan mengetahui dampak dari penggunaan emoticon di kalangan pelajar.

Menurut Widya, emoticon dapat digunakan dalam kegiatan interaksi sosial karena dengan emoticon seseorang dapat mengirim perasaannya lewat icon atau simbol. Dengan kata lain interaksi atau komunikasi yang selama dilakukan dengan secara berhadapan atau “face to face”, kini dapat digantikan dengan cara menggunakan emoticon.

“Ketika sedang merasa bahagia maka simbol emoticon yang menggambarkan kebahagiaan diikutkan dalam pesan singkat yang dikirim. Berinteraksi dengan menggunakan emoticon akan lebih mudah karena kita bisa menulis pesan secara singkat ditambah simbol-simbol seperti sedang bahagia, serius atau bercanda,” katanya.

Metodelogi populasi penelitian adalah siswa MAN 3 angkatan 2013-2014, pala pelajar tersebut dibagikan kuesioner yang telah dirancang guna memperoleh data. Dari sejumlah siswa MAN 3 Jakarta yang terdiri dari siswa kelas X dan XI diambil 50 siswa secara acak sederhana sebagai sampel.

Hal senada dikatakan oleh Yulia Wijayanti yang mengatakan penelitian ini melibatkan 50 responden yang berasal dari siswa MAN 3 Jakarta.

Ditinjau dari sebaran umur, 100 persen responden adalah berusia di bawah 18 tahun. Jadi dapat dikatakan responden berusia di bawah 18 tahun lebih mendominasi penelitian ini. Penggunaan emoticon dalam berkomunikasi banyak digemari orang terutama para remaja.

“Dalam dunia teknologi informasi perkembangan komunikasi dengan menggunakan emoticon juga sudah digandrungi para pelajar yang pada umumnya berusia muda atau remaja. Dengan kata lain perkembangan komunikasi seluler merupakan hal yang sangat disukai para pelajar yang notabene adalah remaja,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: