Konsumsi listrik menurun akibat ekonomi nasional meredup. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Seiring dengan meredupnya ekonomi nasional karena terjadi penurunan daya beli, hal ini juga paralel dengan penurunan tingkat penjualan listrik oleh PT PLN (Persero). Penurunan ini terjadi pada semua golongan konsumen.

Berdasarkan penjelasan Direktur PLN, Ahmad Rofiq ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan konsumsi daya listrik.

“Sampai Agustus pertumbuhannya 2,8 persen. Memang ini menurun dibanding 2016 dan tahun-tahun sebelumnya. Jadi kenapa penjualannya menurun? Jadi kalau dilihat kenapa ada penurunan, konsumen pada prinsipnya dibagi menjadi tiga golongan yaitu rumah tangga, bisnis, dan pelanggan industri,” jelas Rofiq di Jakarta, Selasa (19/9).

Dia menjelaskan penurunan konsumsi listrik untuk pelanggan di atas 1.300 VA karena sudah ada kecenderungan untuk memasang
Photovoltaic (PV)

“Jadi itu berpotensi mengurangi beban minimal per bulan sebesar 59.371 kWh untuk beban rumah tangga,” ujarnya.

Kemudian untuk pelanggan bisnis, selain memang karena secara langsung menurunya aktivitas ekonomi, tapi secara tidak langsung diantaranya diakibatkan penurunan suhu dikota-kota besar membuat berkurangnya penggunaan pendingin ruangan pada perkantoran.

“Penurunan suhu rata-rata di kota besar, sehingga mengakibatkan pemakian penghidup udara itu menurun. Sehingga mengakibatkan penurunan terhadap pemakaian AC. Kemudian juga ada perilaku konsumen yang mulai bergeser ke e-commerce. Jadi ada beberapa shopping center yang mulai sepi, dan menyebabkan terjadinya penurunan pemakaian listrik,” jelasnya.

Sedangkan untuk penurunan konsumsi industri dikatakan karena adanya migrasi dari pelanggan daya. Selain itu disinyalir juga karena adanya kecendrungan impor barang jadi sehingga terjadi pengurusan produksi yang berimplikasi pada penggunaan listrik.

“Jadi ada penurunan dari sisi produksi. Pelanggan membangun pembangkitnya sendiri. Jadi ada penurunan yang kami catat. Kemudian ada pertumbuhan impor barang jadi. Sampai Mei 2017 15,6 persen, jadi mengalami tekanan produk dalam negeri, sehingga menyebabkan turunnya penggunaan listrik,” pungkas dia.
Laporan Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh: