Petugas memeriksa alat pengukur distribusi 'Compressed Natural Gas (CNG)' di lokasi fasilitas penyimpanan gas alam PT Perta Daya Gas di Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (24/3). CNG Plant Tambak Lorok merupakan fasilitas kompresi dan penyimpanan gas alam yang berasal dari Lapangan Gundih, Cepu, untuk memenuhi kebutuhan energi primer PLTGU Tambak Lorok Semarang pada saat beban puncak. ANTARA FOTO/R. Rekotomo/foc/16.

Jakarta, Aktual.com — Upaya pemerintah dalam mendorong masyrakat untuk mengurangi ketergantungan pada penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) terus ditingkatkan.

Melalui Program Konversi BBM ke Gas, pemerintah menargetkan pembangunan jaringan gas (Jargas) terpasang sebanyak 200 ribu rumah tangga pada tahun 2017 mendatang.

Target ini mengalami peningkatan sebanyak 111 ribu rumah tangga dari tahun ini yang berjumlah 89 ribu.

“Jargas sudah berjalan prosesnya, sekarang sedang rencanakan untuk 2017 perluas lagi, kalau 89 ribu rumah tangga tahun ini, 2017 nanti 200 ribu rumah tangga,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), I Gusti Nyoman Wiratmadja di kantornya kawasan Kuningan Jakarta, Jumat (8/4).

Namun demikian, dia mengingatkan bahwasanya dalam kesuksesan program tersebut dibutuhkan partisipasi aktif dari kepala daerah agar terjalin komunikasi yang sinergis.

“Dalam bangun jargas ini keaktifan kepala daerah juga diperlukan, komunikasi,” tambahnya.

Terkait hal ini, diketahui bahwa Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun ini telah mendapat alokasikan anggaran untuk proyek infrastruktur pembangunan jaringan gas di 6 kota melalui APBN sebesar Rp1.181 triliun.

Wirat mengatakan, anggaran tersebut akan digunakan untuk pembangunan jaringan di 6 kota yakni Tarakan, Surabaya, Batam, Prabumulih, Cilegon, dan Balikpapan.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Arbie Marwan