Peluru kendali tersebut diluncurkan pada Minggu dari sebuah wilayah yang bernama Kusong terletak di sebelah barat laut Pyongyang, di mana uji coba sebelumnya-Korea Utara meluncurkan peluru kendali jarak menengah yang diyakini akan berkembang, terakhir kali mereka meluncurkan pada Februari lalu.

Jepang mengatakan bahwa peluru kendali tersebut terbang selama 30 menit dan jatuh di laut antara pantai timur semenanjung Korea dan Jepang.

Peluncuran pada Minggu adalah yang pertama dalam dua pekan terakhir sejak mereka mencoba untuk menembakkan sebuah peluru kendali yang berakhir dengan kegagalan beberapa menit kemudian setelah peluncuran.

Jepang dengan cepat mengeluarkan sebuah protes. Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan bahwa penembakan peluru kendali balistik Korea Utara adalah pelanggaran terhadap resolusi PBB dan bahwa Jepang dengan kuat memrotes aksi tersebut. Perdana Menteri Shinzo Abe mengulangi protes tersebut dalam komentarnya kepada wartawan.

“Peluncuran peluru kendali Korea Utara merupakan ancaman serius bagi negara kami dan pelanggaran yang jelas terhadap resolusi PBB,” kata Abe kepada wartawan, ia menambahkan bahwa Jepang akan tetap berhubungan dekat dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Peluncuran ini merupakan yang pertama sejak seorang presiden liberal baru, menjabat di Korea Selatan sejak Rabu. Ia mengatakan bahwa akan melakukan dialog namun juga memberi tekanan harus digunakan untuk meredakan ketegangan di semenanjung Korea dan menghentikan program senjata Korut.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka