Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) disaksikan Ketua KPU Arief Budiman (tengah) bersiap mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Debat kedua yang hanya diikuti capres tanpa wapresnya itu mengangkat tema energi dan pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Susanto mengharapkan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mengedepankan kebijakan yang ramah anak.

“Visi dan misi capres dan cawapres juga harus memiliki konsenitas kepada kebijakan-kebijakan yang ramah anak,” kata Susanto dalam Deklarasi “Kampanye Aman untuk Anak” di Kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI di Jakarta, Minggu (17/3).

Dalam rangka mendukung kampanye politik ramah anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bekerja sama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Bawaslu, Komisi Pemilihan Umum, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Siberkreasi menyelenggarakan kegiatan deklarasi itu. Komitmen deklarasi itu ditandatangani sejumlah kementerian dan lembaga.

Susanto mengharapkan Pemilihan Umum 2019 harus lebih ramah anak dari pada pemilihan umum pada periode sebelumnya.

Dia juga menginginkan agar para calon legislatif, baik di tingkat nasional, provinsi serta kota atau kabupaten, juga memiliki responsivitas kepada isu anak dan pemikiran agar anak tidak lagi digunakan untuk kepentingan politik semata.

“Ini prinsip dan fundamental tidak hanya kerangka dalam mewujdukan demokrasi yang berkualitas, tetapi bagaimana mewujudkan Indonesia ramah anak dalam sistem politik kita,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh: