Ribuan buruh yang tergabung salam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melakukan long march di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (7/10/207). Tuntutan terkait peningkatan kualitas jaminan kesehatan disuarakan, mengingat pemberian layanan itu kepada pekerja dirasa masih buruk. Sementara itu, penolakan terhadap upah murah dilakukan mengingat dampaknya kepada kesejahteraan buruh, serta perekonomian nasional. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan sepanjang tahun 2018 terjadi gelombang pemutusan hubungan kerja jilid IV hingga puluhan ribu buruh kehilangan pekerjaan.

“FSPMI- KSPI mencatat kasus PHK yang terjadi sepanjang tahun 2018,” ujar Said Iqbal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (31/1).

Di Serang Banten dilaporkan sekitar 600 buruh PT Alcorindo terkena PHK, PT RWA PHK 660 orang buruh, PT Gand Pintala PHK 50 orang buruh, dan pabrik garmen melakukan PHK terhadap 600 orang buruh.

Di Bogor Jawa Barat PT. IKP tutup menyebabkan sekitar 600 orang buruh ter-PHK. Sementara PT. Tanashin juga dalam proses melakukan PHK, dimana 300 orang buruh terancam kehilangan pekerjaan.

Di Jakarta, lanjut dia, PHK juga terjadi di PT. FNG yang mengakibatkan sekitar 300 orang buruh kehilangan pekerjaan, di PT. Pasindoi sekitar 56 orang buruh. PHK juga dilaporkan terjadi di PT. Mahkota (FSKEP) dan PT. Rider (SPN).

PHK juga terjadi di Purwakarta dimana tutupnya PT. OFN mengakibatkan sekitar 1.800 orang buruh di PHK, PT. Dada Indonesia menyebabkan 1300 orang buruh di PHK, dan PT. Iljunsun menyebabkan 1.400 orang buruh di PHK.

Di Subang, tutupnya PT. Hanson Yeol menyebabkan 3.100 orang buruh ter-PHK. Sedangkan di Cimahi, PHK terjadi di PT. SN (Garmen) mengakibatkan 400 orang buruh kehilangan pekerjaan dan di PT. Matahari (ritel) sekitar 1500 orang buruh di PHK.

Di awal tahun 2018, Aspek Indonesia juga melaporkan, PHK massal terjadi di Indosat dan XL Axiata, sekitar 200 orang buruh.

Kepala Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Karawang mengatakan Ahmad Suroto mengatakan tahun 2018 (hingga akhir Mei) jumlah buruh yang terkena PHK di 2018 sudah mencapai 11.000 orang. Sementara pada 2017 ada 29.000 buruh yang di-PHK.

Di sektor ritel, dilaporkan Giant menutup 19 supermaketnya di Lampung, Medan, Batam, dan lain-lain. Hal ini berdampak terhadap PHK ribuan orang.

Berbeda dengan data-data di atas, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Khairul Anwar mengatakan angka pemutusan hubungan kerja (PHK) mengalami penurunan cukup signifikan dalam 4 tahun terakhir. Data tahunan yang tercatat di Kemenaker menujukan bahwa angka PHK bisa ditekan sepanjang tahun 2018, hanya ada 3.362 orang buruh yang di PHK.

Sementara itu pada 2014 ada 77.678 buruh yang mengalami PHK, angka tersebut perlahan menurun menjadi 48.843 pada tahun 2015, 12.777 buruh di PHK pada 2016, dan 9.822 sepanjang tahun 2017.

Said Iqbal mengatakan angka tersebut tidak masuk akal.

Hanya dari 3 (tiga) perusahaan di Purwakarta saja, yang PT Dada Indonesia (1.300 orang) dan PT OFN (1.800 orang), dan PT Ijulsun (1.400 orang) jumlahnya sudah 4.500 orang.

“Itu hanya di tiga perusahaan dalam satu kabupaten. Bagaimana dengan daerah-daerah lain?,” ujar dia.

antara

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan