Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya Romahurmuziy menyampaikan pidato politiknya pada acara Tasyakuran Hari Lahir ke-43 PPP di Gedung Serbaguna Komplek Rumah Jabatan Anggota DPR, Kalibata, Jakarta, Selasa (5/1). Tema peringatan Hari Lahir ke-43 PPP tersebut mewujudkan Indonesia yang berkeadilan. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/aww/16.

Jakarta, Aktual.com — Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) hasil Muktamar Surabaya sepakat, pada wacana muktamar islah, untuk menyatukan kembali kepengurusan partai yang terbelah serta akan mengajukan permohonan peninjauan (PK) kembali ke Mahkamah Agung.

Pengajuan PK itu dikatakan Ketua Umum DPP PPP hasil Muktamar Surabaya, Muhammad Romahurmuziy pada ‘Tasyakuran Harlah ke-43 PPP dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW’ di Gedung Serba Guna Rumah Jabatan Anggota DPR RI di Kalibata, Jakarta, Selasa (5/1) malam.

Menurut Romy, melalui PK maka putusannya dapat mengembalikan kepengurusan PPP secara konstitusional.

Di sisi lain, jika muktamar islah dikehendaki bersama maka dapat dilaksanakan untuk menyatukan kepengurusan PPP.

“Namun, Muktamar islah itu baru sebatas wacana dan belum menjadi langkah politik. Kami masih menunggu konfirmasi dari semua pihak untuk bisa menerima dan ikut serta,” katanya.

Anggota Komisi III DPR RI ini menegaskan, langkah yang pasti akan dilakukannya adalah langkah hukum lanjutan, yakni mengajukan PK.

Persoalan di tubuh PPP sudah berlangsung sejak sekitar dua tahun lalu dan berharap dapat segera selesai.

“Prinsipnya, jika sudah ada putusan yang dapat diterima oleh semua pihak, maka semuanya harus siap dan legowo,” katanya.

Ia menambahkan, pengajuan PK adalah upaya untuk mematahkan kesan bahwa PPP hasil Muktamar Jakarta yang diketuai Djan Faridz adalah sah. Padahal, jumlah peserta Muktamar seperti yang diatur dalam AD/ART partai saja tidak qorum.

Artikel ini ditulis oleh: