Surabaya, Aktual.com — Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, meresmikan fasilitas Pelabuhan Tanjung Tembaga berupa dermaga “multipurpose eksiting” dengan ukuran 93×18,5 meter kubik dan dermaga “multipurpose” baru di Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (12/12).

“Pemerintah selalu mendorong adanya efisiensi sesuai arahan presiden dan adanya pelabuhan ini merupakan salah satu upaya tersebut,” ucap Jonan dalam sambutan peresmian yang juga dihadiri Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.

Jonan mengatakan beroperasinya pelabuhan akan meningkatkan kapasitas dan pelayanan jasa kapal di wilayah Probolinggo, yang juga merupakan salah satu fokus Kementerian Perhubungan, yakni meningkatkan fasilitas transportasi darat, laut, udara dan kereta api.

“Setelah diresmikan, pelabuhan ini sudah bisa beroperasi, dan kita harapkan mampu mengurangi volume kepadatan jalan raya di wilayah Jawa Timur,” katanya.

Ia menjelaskan ke depan akan dilakukan pengembangan yang dibiayai APBN dan APBD Provinsi Jatim dan berlangsung selama 20 tahun dibagi dalam tiga tahapan, yakni jangka pendek hingga tahun 2017, menengah hingga tahun 2022 dan panjang hingga tahun 2033.

Dalam pengembangannya, juga akan dibangun beberapa fasilitas, seperti zona petikemas, zona curah kering, zona kargo, zona perkantoran, fasilitas umum, fasilitas limbah, bunker BBM, pemadam kebakaran dan pembangunan jalan akses pelabuhan.

Pengelolaan pelabuhan, kata Jonan, akan diserahkan ke Pemprov Jatim dan dikelola oleh Badan Usaha Pelabuhanan (BUP), BUMD PT Delta Artha Bahari Nusantara, dengan evaluasi kelayakan dalam jangka satu tahun sejak 8 Oktober 2015.

Sementara itu, Gubernur Jatim, Soekarwo mengatakan keberadaan pelabuhan ini sudah bisa melayani berbagai kepentingan ekonomi, seperti pengiriman batu bara, aspal curah, tepung dari NTB dan Semen serta pengiriman sebanyak 1.500 ton beras Bulog ke berbagai wilayah di Indonesia.

Ia mengatakan, dengan adanya pengelolaan pelabuhan yang diserahkan kepada Pemprov Jatim, menjadikan Jatim sebagai proyek percontohan nasional, yakni provinsi yang bisa mengelola pelabuhan atau bandara sendiri.

“Pelabuhan ini sangat membantu mengurangi kepadatan Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya sehingga mampu membantu keperluan bongkar muat untuk wilayah Pasuruan-Probolinggo-Situbondo-Bondowoso dan sekitarnya,” katanya.

Di sisi lain, kata Soekarwo, ongkos angkut akan lebih murah, aktivitas ekonomi juga tidak tergantung dan terpusat di Surabaya dan akan menyebar ke berbagai daerah di Jatim.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan