Ekonom senior yang juga mantan Menteri Kemaritiman Rizal Ramli (tengah) bersama Kelompok Tani Sahabat melakukan panen raya di Kampung Penggalang, Ciruas, Serang, Banten, Selasa (13/2). Rizal Ramli bersama petani setempat mendesak pemerintah agar menghentikan impor beras agar tidak menjatuhkan harga gabah dalam negeri karena masa panen raya sudah mulai. Jika irigasi persawahan dapat ditata dengan baik, maka Indonesia bisa memanen padi sebanyak tiga kali dalam setahun. Karena memiliki sinar matahari dan sumber air yang berlimpah. AKTUAL/HO

Jakarta, Aktual.com – Ribuan buruh dari berbagai serikat buruh melakukan aksi di tiga titik di Jakarta, pada hari ini, Senin (1/10), yaitu Kementerian Perdagangan, Bank Indonesia (BI) dan Istana Negara.

Sebelumnya, tersiar rencana yang menyebutkan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan menggelar aksi di kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta Pusat, pada hari yang sama.

Namun, aksi ini batal lantaran adanya massa buruh lain yang tidak dikenal di kantor partai besutan Surya Paloh itu.

Untuk menghindari terjadinya gesekan dan kekerasan serta hasil lobi-lobi dengan kepolisian, massa buruh akhirnya berkumpul Tugu Tani sebelum menggelar aksi di Kemendag, BI dan Istana Negara.

Sekretaris Jenderal FSPMI, Riden Hatam Aziz, dalam aksinya, meminta agar Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh menindak tegas kadernya yang menjadi Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita yang doyan melakukan impor pangan.

Selain itu, lanjut Riden Hatam, massa buruh juga menolak kriminalisasi terhadap ekonom senior Rizal Ramli yang dinilainya pro rakyat dengan menolak impor yang dilakukan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang berasal dari Partai Nasdem.

Adapaun tuntutan lengkap aksi massa buruh adalah untuk menghentikan impor beras, bawang, daging, garam, gula, crinkel semen, pangan dan energi.

Isu lain yang diangkat, menolak pertemuan IMF-World Bank di Bali yang dinilai buruh menghambur-hamburkan uang APBN. Keberadaan IMF-World Bank, tidak dibutuhkan oleh Indonesia maupun dunia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan