Oknum relawan Ahok tertangkap tangan oleh Panwaslu. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Mantan Komisioner KPU Chusnul Mar’iyah mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo terkait pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta yang diwarnai aksi sogok bagi-bagi sembako oleh salah satu pasangan calon. Ia menyebut pelaksanaan Pilkada DKI 2017 ini merupakan Pilkada yang brutal.

Saat dikonfirmasi, Chusnul pun membenarkan pernyataan tersebut. Bahkan, surat terbuka itu telah diposting dalam akun media sosial pribadinya sejak 18 April 2017 pukul 20.19 WIB.

Mantan Komisioner KPU Chusnul Mar'iyah
Mantan Komisioner KPU Chusnul Mar’iyah

“Cek FB (Facebook) saya,” ujar Chusnul singkat melalui pesannya, Rabu (19/4).

Dalam surat terbuka itu, Chusnul juga mempertanyakan Jokowi terkait kemenangannya pada Pilpres 2014 lalu. Apakah hasil penghitungan tersebut jujur atau “Dimainkan”.

Berikut, isi surat terbuka yang dilayangkan Chusnul kepada Presiden Jokowi :

Bapak Presiden Republik Indonesia: Ini Pilkada Brutal

Apakah Bapak Presiden memperhatikan Pilkada DKI besok tgl 19 April besok? Apakah bapak Presiden sengaja membiarkan pemilu paling brutal, tidak malu membagi sembako, rakyat disuap dengan sembako dan uang. Apa bapak tidak tersinggung rakyat dihina dengan sembako? Bahkan ada foto menyuap sembako dengan dikawal aparat negara yg harusnya tidak boleh memihak?

Subhanallah. inikah yg bapak Presiden maksudkan politik dipisahkan dengan agama? Sehingga politik tidak memiliki akhlak, etika dan norma yg disepakati? Saya jadi bertanya-tanya lagi: benarkah bapak menang pilpres 2014 dengan JUJUR dan halal?

Bapak Presiden,
Saya faham bahwa petahana adalah mantan wakil gubernur saat bapak menjadi Gubernur dahulu yg seumur jagung itu bukan? Saya faham dalam berbagai statemennya gubernur ini tidak mau turun sendiri, dia akan menyeret bapak presiden dlm berbagsi kebijakan termasuk masalah bus transjakarta. Pertanyaan saya: kenapa bapak Presiden begitu melindunginya seperti bapak ketakutan? kenapa? apa yg salah bapak presiden?

Bapak Presiden itu memiliki kewenangan dan kuasa untuk memerintahkan polisi, tentara dan aparat2 lainnya. Apakah yg terjadi ini perintah bapak? Ingatlah bapak menjadi presiden atas mandat rakyat? bukan atas mandat para bandar yg saat ini menyandera bapak? berapakah dana yg bapak terima untuk menjadi presiden dahulu? sekali lagi apakah bapak menang pilpres 2014 dengan JUJUR dan halal?

Bapak Presiden,
Saat gubernur ini menjadi tersangka, bapak begitu berkilah sana sini mendagrilah atau MA lah yg berweweng, sehingga tersangka tdk ditahan. Betulkah bapak menjadi timses untuk berkomunikasi dengan para pimpinan partai untuk mendukung petahana? Itu saya fahami boleh2 saja melobi. Tapi kalau sudah menggunakan aparat negara: polisi, tentara, Badan tiga huruf dan birokrasi untuk menjadi petugas implementasi skenario untuk memenangkan petahana, itu melanggar Undang-undang bahkan bisa kemudian ditarik melanggar Konstitusi UUD 1945 yg sudah diamandemen.

Bapak Presiden, inilah yg bisa dimasukkan kategori makar. Melanggar sumpah jabatan.

Bapak Presiden, saya ingin menyampaikan bahwa pilpres 2014 saya katakan sebagai fabricated election. Sepertinya pemilu demokratis, tapi sudah terjadi kejahatan pemilu yg sudah direncanakan secara luar biasa. Mulai dari DPT, surat suara, sampai perhitungan suara nantinya, dan seluruh tahapan pemilu.

Tapi bapak presiden, kekuasaan tertinggi ada di Sang Pencipta. Wamakaruu wamakarallah wallhu khoirul maakirim. bapak dan kroni bapak dapat merekayasa, Allah membalas rekayasa dan Allahlah sebaik-baik pembuat rekayasa. Di 2014 tidak ada fenomena Al Maidah 51. Itu yg membedakan Pak? Insya Allah do’a ummat yg terdlolimi akan diterima Allah.

Bapak Presiden Semoga bapak segera dibukakan mata hati dan mata batin bapak, untuk segera memerintahkan sekarang juga kepada polisi dan badan tiga huruf untuk tidak melakukan tindakan melanggar sumpahnya, dengan melakukan pelanggaran secara sengaja memenangkan petahana dengan menghalalkan segala cara.

Bapak Presiden untuk keselamatan bangsa ini mari kita membaca Al Fatihah. Aamiin.

Wassalam,
Chusnul Mar’iyah

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs