Denpasar, Aktual.co — Pulau Bali memang tak pernah ada habisnya menyuguhkan keindahan. Salah satunya menikmati keindahan malamnya di Garuda Wisnu kencana (GWK), Jimbaran, Kabupaten Badung. Jika kita berkunjung ke sana, kita akan mendapat suguhan memikat pertunjukan tentang kisah Garuda yang menjadi tunggangan Dewa wisnu.
Ya, kini GWK memiliki satu acara baru yakni pertunjukkan Garuda Wisnu Kencana.
Agung Permadi, Divisi Merchandise Departemen Head/Marcomm mengatakan, GWK selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk pengunjung, salah satunya dengan memberikan paket makan malam di Jendela Bali dengan menyaksikan pertunjukan pementasan Garuda Wisnu Kencana.
Untuk menyaksikannya kita terlebih dahulu membeli paket inklud dengan makan malam di tempat romantis. Dari Jendela Restoran, makan malam kita sembari menyaksikan indahnya kelap-kelip lampu Kota Denpasar.
Usai santap malam romantis, kita diarahkan untuk menyaksikan kisah yang membuat destinasi wisata tersohor ini dibangun. 
“Dengan tiket Rp250 ribu pengunjung sudah bisa menikmati makan malam di Jendela Bali dan menonton pementasan Garuda Wisnu Kencana,” katanya, Selasa (28/10).
Cerita tersebut mengisahkan bagaimana Garuda Raja menjadi tunggangan Dewa Wisnu. Pertunjukkan gratis yang digelar opleh PT Garuda Wisnu Kencana itu memukau pengunjung usai menikmati senja dan santap malam di perbukitan yang menawan itu.
Selama 40 menit, penonton dibuat tak beranjak dari tempat duduk untuk menyimak alur ceritanya.
Pentas kolosal itu disuguhkan menggunakan tiga bahasa, Bali, Indonesia dan Inggris sehingga semua penonton dapat memahami cerita dengan baik.
Sementara itu, Marketing and Sales Division Head GWK, Erwiyanto Tedjakusuma menuturkan, performance yang disajikan oleh I Made Sidia itu diharapkan mampu menyedot wisatawan lebih banyak lagi. “Ini cerita mengenai legenda Wisnu Kencana. Kenapa Garuda menjadi tunggangan Dewa Wisnu, itu ada ceritanya, ada legendanya,” tuturnya.
Hal itulah yang diangkat dalam cerita ini. Meski banyak versi, namun dalam pertunjukkan yang melibatkan ratusan penari itu menceritakan bagaimana Garuda berjuang menyelamatkan kutukan ibunya. “Dia harus berperang sampai menang dapat tirta (air suci) kencana dan ibunya bebas. Dia berjanji akan menjadi tunggangan Dewa Wisnu,” imbuhnya.
Saat ini, ia melanjutkan, jumlah wisatawan yang mengunjungi GWK perharinya mencapai 3 ribu orang. “Kalau patung GWK sempurna jadi maka tiap hari kunjungan kita prediksi mencapai 10 ribu orang perhari. Tahun 2017 selesai dibangun,” tutur Erwyanto.
Dengan atraksi baru ini, ia yakin akan menambah jumlah wisatawan. “Kita harapkan bertambah 100 orang tiap minggu tiap performance,” tuturnya.
Anita salah seorang wisatawan dari Jakarta, mengakui bahwa pementasan ini sangat menghibur. “Saya baru pertama lihat pementasan ini, sangat menghibur,” kata Anita. Menurut wanita berumur 27 tahun yang sengaja mengajak keluarganya ke Bali itu, cerita yang disajikan sangat padat, menyegarkan, penuh humor dan memberikan pemahaman yang cerdas.
Dikisahkan, cerita yang mengambil tema The Legend of Garuda Wisnu, bagaimana tentang perjuangan dan pengorbanan Garuda Paksi Raja saat menyingkirkan Raksasa Boma.
Sebagai buah dari perjuangannya, dia dijadikan kendaraan Dewa Wisnu untuk menyingkirkan raksasa yang bengis.Sejak itulah, akhirnya Garuda Paksi Raja dikenal nama Garuda Wisnu Kencana yang artinya Tunggangan Dewa Wisnu.