Rizal Ramli. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Begawan ekonomi, Rizal Ramli mengaku lelah menjadi pengkritik & penasehat penguasa. Menurutnya, banyak pemimpin yang kurang responsif terhadap saran-saran yang positif dan konstruktif karena oleh konservatisme neoliberalisme dan pola pembangunan ala Bank Dunia.

Dalam sektor ekonomi misalnya, kebijakan pemerintah disebut Rizal terlalu tunduk pada saran dari Bank Dunia. Padahal masukan Bank Dunia hanya akan menjerumuskan rakyat Indonesia pada ketergantungan terus-menerus.

“Kita sangat bisa sejahtera, tapi tidak boleh ikut model bank dunia. Tidak ada negara di seluruh dunia yg hebat dan tumbuh di atas 10% kalau ikut bank dunia,” ungkap Rizal dalam diskusi ‘Penurunan Daya Beli Kerjaan Orang Politik Atau Benar Adanya’ di Institute Perbanas, Jakarta, Kamis (7/12).

Di depan ratusan mahasiswa, ia menjelaskan bahwa bantuan atau masukan dari Bank Dunia kepada negara-negara berkembang hanya akan menjebak negara yang bersangkutan pada jeratan utang. Hingga pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi negara tersebut pun akan anjlok.

Rizal mencontohkan Argentina yang ekonominya merosot sampai minus 2% karena mengikuti model Bank Dunia.

“Jadi kita harus keluar dari pakem bank dunia, kalau kita ingin maju. Dan tidak butuh waktu lama, Deng Xiaoping (Presiden Cina era 70-80 an) hanya butuh 8 tahun untuk meletakkan dasar perubahan ekonomi. Presiden Lula Da Silva (Presiden Brazil 90-an) hanya butuh 8 tahun untuk maju,” imbuh Rizal.

Padahal, hal ini sudah sering dikatakannya kepada Presiden, baik era Susilo Bambang Yudhoyono dll. Namun, masukan tersebut hanya masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby