Tapanuli, Aktual.com — Mencari menu makanan ikan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara tidaklah sulit. Kabupaten yang secara geografis terdiri dari sebagian besar teluk dan laut di pantai barat Sumatera Utara itu memang salah satu daerah penghasil ikan.

Di berbagai restoran, warung dan kedai makan, menu ikan laut menjadi menu-menu pilihan yang disajikan. Mulai dari ikan goreng, bakar, gulai dan berbagai olahan lain.

Salah satunya adalah menu Gulai Hiu yang disajikan mak SariP di warung makan miliknya yang berada di jalan Junjungan Lubis, Kelurahan Pandan, Kecamatan Pandan. Tepatnya di persimpangan tiga yang dikenal dengan simpang DPRD Tapteng.

Menu ikan Hiu, memang susah ditemukan. Sangat jarang restoran, rumah makan, kedai atau warung yang menjadikannya menu pilihan bagi pelanggannya. Bagaimana tidak, bagi sebagian orang, jenis ikan berpredikat pemangsa paling ditakuti di lautan itu, bukanlah menu pilihan yang tepat untuk disantap.

Tapi, tidak buat mak Sarip. Ikan ganas yang sering dijuluki sebagai ‘mesin pemakan’ itu sebaliknya diolah menjadi menu santapan yang lezat. Tak heran, tidak sedikit yang datang untuk mencicipi gulai ikan Hiu di warung milik wanita berusia 30 an yang murah senyum itu.

“Setahu saya, kalau menu ikan Hiu itu adanya di kecamatan Barus, kalau yang lain ya di kedai kakak (Mak Sarip-red) ini, itu setahu saya, tapi memang jarang bang,” ujar Darwis, seorang pelanggan di kedai Mak SariP baru-baru ini.

Dikatakan Darwis, dirinya memang sering datang ke warung itu khusus untuk menikmati gulai ikan Hiu.

“Yang jelas, sekali seminggu pasti makan Hiu disini. Rasanya enak dan beda dengan ikan-ikan yang lain. Kadang sendiri, kadang sama teman,” tutur Darwis.

Sementara itu, Mak Sarip atau bernama lengkap Ani Pasaribu mengatakan, menjadikan ikan Hiu sebagai salah satu menu di warung sederhananya, sudah ia mulai sejak setahun terakhir.

Ketertarikan menyajikan menu gulai ikan Hiu lanjut Mak Sarip, berawal dari coba-coba ditambah kerapnya sejumlah pelanggan yang membeli makan ke warung miliknya yang meminta agar dirinya memasak gulai dari ikan Hiu.

“Saya kan memang dari Barus, kalau di Barus gulai Hiu itu memang ada. Lalu, kan waktu itu ada yang tanya, kenapa gak masak gulai Hiu. Jadi aku coba masak, dan ternyata banyak yang suka. Sekarang, setiap hari ya ada gulai ikan Hiu,” tutur mak Sarip.

Penuturan mak Sarip, untuk jenis ikan Hiu yang ia masak, adalah jenis yang boleh dikonsumsi dan ditangkap para nelayan. Mak Sarip mengaku, tidak ada jenis ikan Hiu yang berkategori dilindungi yang ia sajikan.

“Ini kan jenis Hiu yang kecil-kecil dan bukan yang dilindungi,” katanya.

Secara pengolahan, gulai ikan Hiu Mak Sarip tak berbeda dengan cara pengolahan gulai ikan lainnya. Hanya saja, dari sisi rasa, gulai ikan Hiu memang memiliki ‘taste’ yang berbeda.

“Rasanya tentu berbeda, ada rasa mirip dengan rasa ikan Pari, jenis tulangnya lembut seperti tulang rawan, jadi bisa dimakan. Itu yang disukai para penikmat gulai ikan Hiu,” katanya.

Meski menyuguhkan menu yang berbeda dengan makanan lain, harga gulai ikan Hiu mak Sarip sangat terjangkau. Untuk dapat menikmati tiap porsi berikut nasi putih dan lalapan tambahan hanya dengan seharga Rp8 ribu saja. Ingin mencicipi? Silahkan mampir.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka