Luhut Binsar Panjaitan dan Sri Mulyani kunjungi pos pengamatan Gunung Agung di Karangasem, Bali, Jumat (22/12). Foto: Aktual.com/Bobby Andalan.

Denpasar, Aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan meyakini jika kekuatan erupsi Gunung Agung saat ini tak sedahsyat erupsi pada tahun 1963. Pada tahun 1963, Volcanic Explosivity Index (VEI) atau indeks letusan Gunung Agung berada pada skala V. Diakui Luhut saat itu abu vulkanik gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut hingga ke Ibu Kota Jakarta.

Tapi sekarang, ledakan sebesar tahun 1963 itu sepertinya sukir terjadi, karena energinya sekarang keluar terus,” kata Luhut, Sabtu (23/12). Letusan dahsyat pada tahun 1963 terjadi karena Gunung Agung tak pernah melepaskan energinya selama 100 tahun. “Selama 100 tahun energinya tidak keluar, makanya keras sekali (letusannya),” ujar Luhut.

Dengan begitu, Luhut memastikan sgala kegiatan yang telah dijadwalkan di Bali tak akan dipindahkan ke lokasi lain. Hal itu juga sejalan degan perintah Presiden Joko Widodo yang meminta segala agenda tetap digelar di Bali, termasuk Annual Meeting International Monetary Fund-World Bank pada Oktober 2018.

Luhut mengaku sudah memberi penjelasan kepada kedutaan negara-negara sahabat di Indonesia. Bahkan surat edaran mengenai keadaan Gunung Agung juga telah dikeluarkan.

“Nantinya Ibu Sri Mulyani yang akan mengkomunikasikan kepada panitia pusat penyelenggaraan Annual Meeting IMF-WB di Washington bahwa tidak ada masalah dan berjalan sesuai dengan rencana,” ujarnya. Luhut mengakui jika pada November lalu Bandara Ngurah Rai sempat ditutup karena sebaran abu vulkanik yang memenuhi langit akibat erupsi Gunung Agung.

“Tapi potret kontigensi yang kita rancang sudah kita buat dengan detail. Saya pikir kontigensi kita perhatikan betul, tapi teknisnya nanti. Kita tidak akan mempersulit wisatawan yang datang ke sini (Bali) dan itu perintah presiden,” kata Luhut.

Laporan Bobby Andalan, Bali

Artikel ini ditulis oleh: