Solo, Aktual.com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, mendesak pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, untuk membatalkan rencana Indonesia bergabung dalam blok kerjasama perdagangan Asia Pasifik (TPP). Desakan itu mereka sampaikan dalam unjuk rasa di Bundaran Gladag Solo, Jawa Tengah, Senin (9/11).
Mereka justru meminta kepada Presiden Jokowi untuk fokus dalam persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Pasalnya, MEA ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan kerjasama blok TPP Amerika Serikat.
Menurut Humas aksi, Naura K, Indonesia belum cukup kuat atau mampu untuk bergabung dengan blok TPP. Banyak infrastruktur yang harus diperbaiki dan disempurnakan, dan membutuhkan biaya yang cukup banyak. Kesiapan masyarakat dalam hal penerimaan kebijakan TPP pun masih belum terlihat.
Disamping itu, perundingan TPP yang bersifat rahasia antara Indonesia dengan Amerika Serikat, menimbulkan spekulasi negatif dari masyarakat. Seakan masyarakat tidak diperbolehkan ikut campur memberikan opini kepada pemerintah mengenai TPP.
“Terkesan otoriter, sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengerti dan belum siap, karena kurangnya sosialisasi mengenai TPP,” jelasnya kepada Aktual.com.
Naura juga mengatakan, apabila Indonesia bergabung TPP, akan dapat menghilangkan kontrol negara atas sektor publik, hilangnya akses terhadap obat-obatan murah, UMKM semakin tergilas, defisit perdagangan, buruh semakin tertindas, kedaulatan terancam dan BUMN semakin terpojok.
Namun jika pemerintah fokus dalam menghadapi MEA, jelas Naura, justru akan membawa keuntungan bagi Indonesia. MEA merupakan suatu perjanjian pembentukan sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara.
Jika ini diwujudkan di ASEAN, maka Indonesia akan dapat menyaingi Tiongkok dan India dalam menarik investor asing. Peningkatan modal asing di wilayah Indonesia sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan kerja, dan kesejahteraan rakyat.
Lebih jauh, unjuk rasa yang dilakukan oleh sekitar 25 mahasiswa ini juga membawa poster kritikan untuk pemerintahan Jokowi-JK.
Artikel ini ditulis oleh: