Aden, Aktual.com – Mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, mendesak beberapa negara Arab yang terlibat dalam koalisi pimpinan Arab Saudi, yang melancarkan serangan militer terhadap kelompok Syiah, Al-Houthi, agar keluar dari wilayah Yaman.

Saleh memposting satu pernyataan di akun resminya di media sosial, dan mengatakan, “Saya menyeru para pemimpin Arab di Marokko, Jordania, Sudan dan Mesir, agar mundur dari koalisi pimpinan Arab Saudi dan berhenti membunuhi orang Yaman tanpa alasan apa pun.” Ia menggambarkan para pemimpin Arab sebagai saudara, dan meminta mereka “memikirkan lagi dan mempertimbangkan kembali keputusan mereka mengenai keikut-sertaan dalam agresi Arab Saudi terhadap Yaman dan memusatkan perhatian pada masalah dalam negeri mereka”.

Pada Selasa (8/12), Saleh –pemimpin partai Kongres Rakyat Umum (GNC)– menyambut baik pembicaraan perdamaian yang diperantarai PBB di Jenewa antara Pemerintah Yaman, yang didukung Arab Saudi, dan gerilyawan Syiah Al-Houthi, dukungan Iran, pada 15 Desember.

Sementara itu, Kantor Berita Saba –yang dikuasai kelompok Al-Houthi– pada Rabu (9/12) melaporkan puluhan tentara bayaran Arab Saudi, termasuk 14 orang asing, tewas di Daerah Al-Amri, Karish dan Shuraija di Provinsi Taiz di Yaman Selatan.

SABA, dengan mengutip satu sumber militer, melaporkan, “Tentara bayaran asing tersebut telah dibawa oleh Arab Saudi, semuanya, tewas selama upaya yang gagal untuk bergerak maju ke arah Provinsi Taiz,” kata kantor berita itu, Kamis (10/12).

Koalisi Arab pimpinan Riyadh pada Maret mulai melancarkan serangan udara terhadap pangkalan militer dan depot senjata anggota Al-Houthi, dan belakangan mengirim ribuan prajurit darat dari Uni Emirat Arab, Qatar dan negara lain untuk mendukung pasukan pro-pemerintah.

Anggota Al-Houthi bersenjata merebut Ibu Kota Yaman, Sana’a, pada September 2014, dan memaksa Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang mendapat dukungan internasional, dan pemerintahnya menyelamatkan diri ke Aden lalu ke Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh.

Dengan dukungan senjata berat dan tentara Teluk serta petempur Yaman yang dilatih di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, petempur pro-pemerintah telah merebut kembal Kota Aden serta empat provinsi lain di Yaman Selatan pada Juli.

Namun, gerilyawan Syiah Al-Houthi –yang didukung oleh satuan militer dari Pasukan Pengawasl Republik, yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh masih menguasai Sana’a dan beberapa provinsi di Yaman Utara.

Artikel ini ditulis oleh: