Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera mengusulkan durasi debat calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-Cawapres) untuk Pilpres 2019 diselenggarakan lebih lama diperpanjang dibanding Pilpres sebelumnya.

Menurutnya, durasi debat antar kandidat dalam pesta demokrasi di tanah air selama ini masih belum memberi banyak ruang bagi kandidat untuk mengeluarkan kualitas dan kapasitasnya.

“Just speak up three big issues, economy, social, politic. Bahas habis-habisan, jangan cuma dua jam, enam jam,” ucap Mardani dalam diskusi yang digelar Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) di Jakarta, Selasa (23/10).

“Acara dangdut saja lama tapi banyak yang nonton,” sambungnya.

Mardani berpendapat, penambahan durasi akan lebih membuat perdebatan menjadi lebih substantif.

Selain itu, ia juga mengusulkan penyempitan isu-isu yang menjadi materi debat Capres-Cawapres sehingga perdebatan tidak hanya berada dalam kulit permukaan saja, melainkan masuk ke dalam akar masalah.

“Kalau 2 jam kemarin itu masih kurang, 3 jam masih bisa. Jadi betul-betul substantif, jangan telalu banyak isu, isu-isu utama saja sampai tuntas,” jelas anggota Komisi II DPR ini.

Penggagas gerakan #2019GantiPresiden ini juga mengusulkan agar diadakan poling terkait isu yang akan digunakan sebagai materi debat.

Sehingga nantinya isu yang dipilih untuk debat akan dibahas secara holistik atau utuh, bukan sepotong-potong lantaran dibatasi oleh durasi.

Sebagaimana diketahui, pelaksanaan debat Capres-Cawapres untuk Pilpres 2019 dibatasi hingga lima kali pelaksanaan saja. Hal ini telah diatur dalam ketentuan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu).

“Misal, Bawaslu atau KPU bikin poling, pilih lima topik utama. Semua terlibat, hasil itu yang akan diujikan. Jadi publik terlibat pemilihan topik, misalkan topik difabel atau yg lain.

Untuk menciptakan hal tersebut, ia kepada KPU untuk membatasi kehadiran pendukung dalam debat Capres-Cawapres untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

“Artinya debat itu betul-betul substansi yang disampaikan ke publik. Karena kalau suporternya hadir tidak ada isinya, hanya entertainment saja,” jelas Mardani.

Sementara, Sekretaris Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto, mengatakan kubunya tak sepakat dengan usulan Mardani.

Menurut dia masyarakat bisa menggali kapasitas kandidat dari rekam jejak selama ini.

“Berlebihanlah, kita mencari pemimpin bukan dari aspek keterampilan berbicara, tapi dari komitmen, dari rekam jejak, dari satunya kata dan perbuatan,” ucapnya.

Hingga saat ini, KPU telah merencanakan akan ada lima debat kandidat pada Pilpres 2019. Ada tiga format yang akan digelar, yakni debat capres-cawapres, debat capres, dan debat cawapres.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Teuku Wildan