Jakarta, Aktual.com — Mbah Dalhar yang bernama lengkap KH Nahrowi Dalhar Watucongol dikenal sebagai Ulama yang mumpuni. Mbah Dalhar dilahirkan pada 10 Syawal 1286 Hijriah atau 10 Syawal 1798 (12 Januari 1870 M) di Watucongol, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.
Ia ahir dalam lingkungan keluarga santri yang taat. Semasa kanak–kanak, Mbah Dalhar belajar Al Quran dan beberapa dasar ilmu keagamaan dari ayahnya sendiri. Di usia 13 tahun, Mbah Dalhar belajar di Pesantren. Ia dititipkan oleh ayahnya pada Mbah Kyai Mad Ushul (begitu sebutan terkenalnya, red) di Dukuh Mbawang, Ngadirejo, Salaman, Magelang.
Di bawah bimbingan Mbah Mad Ushul, ia belajar ilmu tauhid selama kurang lebih dua tahun. Pada usia 15 tahun, Mbah Dalhar berada di Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu, Kebumen.
Selama delapan tahun Mbah dalhar belajar di Pesantren yang dipimpin oleh Syeikh As Sayid Ibrahim bin Muhammad Al Jilani. Tidak hanya menimba ilmu di daerah sekitar, Mbah Dalhar juga menuntut ilmu di Mekah pada tahun 1314 Hijriah atau 1896 Masehi.
Di “Makkah Mukaramah”, beliau berguru kepada beberapa alim Ulama yang masyhur. Sewaktu di Madinah, Mbah Kiai Dalhar memperoleh ijazah kemursyidan Thariqah As-Syadziliyyah dari Syeikh Muhtarom Al-Makki dan ijazah aurad Dalailil Khoerat dari Sayid Muhammad Amin Al-Madani.
Selama di Tanah Suci, Mbah Kiai Dalhar pernah melakukan Khalwat selama tiga tahun di suatu Goa yang teramat sempit tempatnya. Dan, selama itu pula beliau melakukan puasa dengan berbuka hanya memakan tiga buah biji kurma saja serta meminum seteguk air zamzam secukupnya.
Dalam hal adab selama di Tanah Suci, Mbah Kiai Dalhar tidak pernah buang air kecil atau pun air besar di Tanah Haram. Ketika merasa perlu untuk membuang air besar, beliau lari keluar Tanah Haram.
Selain mengamalkan zikir jahr ‘ala thariqatis syadziliyyah, Mbah Kiai Dalhar juga senang melakukan zikir sirr. Ketika sudah tagharruq dengan zikir sirrnya ini, Mbah Kiai Dalhar dapat mencapai tiga hari tiga malam tak dapat diganggu oleh siapapun.
Adapun karya Mbah Kyai Dalhar yang terkenal dan telah beredar secara umum yaitu Kitab Tanwirul Ma’ani. Sebuah karya tulis berbahasa Arab tentang Manaqib Syeikh As-Sayid Abil Hasan ‘Ali bin Abdillah bin Abdil Jabbar As-Syadzili Al-Hasani, imam thariqah As-Syadziliyyah.
Banyak sekali tokoh–tokoh Ulama terkenal negara ini yang sempat berguru kepada beliau semenjak sekitar tahun 1920 – 1959. Diantaranya adalah KH Mahrus,Lirboyo, KH. Dimyati, Banten, KH Marzuki, Giriloyo dan lain sebagainya. Mbah Kyai Dalhar wafat pada hari 8 April 1959 M.
Artikel ini ditulis oleh: