Jakarta, Aktual.co — Media memiliki posisi strategis dalam membongkar diskriminasi terhadap penyandang disabilitas di tengah masyarakat. Terutama dalam aspek pekerjaan.
Dikatakan Anggota Dewan Pers, Nezar Patria, konstruksi sosial diskriminasi bisa menjadi persepsi yang umum. 
Di situlah, ujarnya, media jadi berperan penting dalam melakukan dekonstruksi.
“Terhadap apa yang terbentuk dari penyandang disabilitas,” kata Nezar di Kantor Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (3/12).
Media harus mendorong pemberitaan yang mengarah positif terkait advokasi penyandang disabilitas dalam mendapatkan pekerjaan. 
Penyandang disabilitas tidak seharusnya dipinggirkan di lingkungan bursa kerja. Lantaran mereka juga memiliki kemampuan yang cukup sebagaimana orang tanpa disabilitas. 
Sehingga menurutnya alasan yang muncul untuk tidak mempekerjakan penyandang disabilitas sulit diterima.
Dia mencontohkan terjadinya pergeseran terkait penyandang disabilitas di Inggris di era 1970-an. Layanan publik di sana telah berpihak kepada penyandang disabilitas. Terbukti dengan adanya kuota satu persen pekerja dari penyandang disabilitas.
Bagi dia, Indonesia cukup terlambat memberlakukan hal itu. Meskipun begitu, dia mengapresiasi sejumlah perusahaan di Indonesia yang berupaya memenuhi kuota pekerja disabilitas di suatu badan usaha.

Artikel ini ditulis oleh: