Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat memberi sinyal bahwa porsi untuk menteri dari kalangan profesional adalah 55 persen, sedangkan kalangan parpol 45 persen.
Salah satu keuntungan kalangan profesional, kata Siti, yakni sosok yang akan mengemban amanah nantinya akan lebih loyal kepada Presiden sehingga tidak ada tarik-menarik politik.
“Loyalitasnya lebih ke presiden. Dan tarik-tarikan politik dari partai kurang atau tak ada, karena bukan kader,” ucap Siti.
Kabinet ke depan harus menyesuaikan dengan kebutuhan Indonesia yang sedang menghadapi tantangan, seperti masalah ekonomi global.
Menteri-menteri yang direkrut mesti orang yang berkompeten dan profesional agar mereka mampu melakukan inovasi-inovasi yang bermanfaat. Selain itu, para menteri ini juga bisa fokus melaksanakan tugasnya karena tanpa beban politik.
“Dibutuhkan menteri-menteri yang fokus melaksanakan tugasnya dan mengedepankan kepentingan negara,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh: