Haris mengklarifikasi laporan oleh tiga institusi, yaitu Polri, TNI, dan BNN yang melaporkan Haris pada Selasa (2/8/2016) kemarin. Laporan itu terkait cerita Freddy Budiman beberapa saat sebelum eksekusi mati. Kesaksian Freddy disampaikan saat Haris memberikan pendidikan HAM kepada masyarakat pada masa kampanye Pilpres 2014.

Jakarta, Aktual.com – Aktivis Koalisi Anti Mafia Narkoba Usman Hamid meyakini Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindakan Kekerasan (KontraS), Haris Azhar tidak asal bicara mengenai dugaan keterlibatan oknum penegak hukum dalam kasus Freedy Budiman.

“Haris Azhar telah lama dididik, sejak jaman Munir, (tentu) tidak sembarangan bicara,” terangnya dalam diskusi ‘Hitam-Putih Pemberantasan Narkoba’ di Jakarta, Sabtu (6/8).

Haris Azhar diketahui mengungkap pengakuan Freddy Budiman, terpidana mati yang telah dieksekusi di Lembaga Pemasyarakatan Batu, Nusakambangan, Jawa Tengah. Haris mengunggah tulisannya ‘Cerita Busuk Seorang Bandit’ melalui akun Facebook resmi KontraS, 28 Juli 2016.

Dalam tulisannya, disebutkan adanya dugaan keterlibatan oknum Badan Narkotika Nasional, Tentara Nasional Indonesia dan Polri dalam bisnis narkoba yang dijalankan Freddy Budiman.

Institusi BNN, TNI, dan Polri kemudian melaporkan haris ke Badan Reserse Kriminal Polri dengan pasal dugaan pencemaran nama baik dan Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Pemuda Panca Marga yang merupakan organisasi veteran TNI dan Polri turut melaporkan Haris ke Bareskrim.

Disampaikan Usman Hamid, apa yang dilakukan Haris Azhar bukan hanya mempertaruhkan KontraS. Melainkan juga mempertaruhkan integritas dan kredibilitasnya. Bahkan mempertaruhkan dirinya sendiri, jika tidak bisa membuktikan dugaan keterlibatan oknum TNI, Polri dan BNN.

Karena itu pula ia meyakini Haris tidak asal bicara. Ia juga menyinggung besarnya dukungan publik kepada Haris Azhar baik disampaikan langsung maupun dukungan yang disampaikan melalui media sosial.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby