Transformasi kebijakan
Laporan World Economic Forum (WEF) terbaru menyatakan adanya penurunan daya saing dari posisi 45 menjadi 50 karena adanya kerumitan regulasi dan institusi yang belum ramah terhadap investasi.
Dalam rapat terbatas, Jokowi juga pernah mengeluhkan Indonesia tidak mampu mengambil kesempatan larinya arus modal dari negara maju dan investasi lari ke Vietnam, Malaysia, Thailand dan Kamboja.
Selain itu, meski indikator ekonomi makro menunjukkan hal yang membanggakan, kinerja neraca perdagangan pada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla juga masih mengalami defisit.
Dalam kondisi ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian periode 2015-2019 Darmin Nasution pernah mengatakan berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk memperkuat daya saing dan produktivitas.
Ia mengatakan pembenahan ini penting meski saat ini kondisi ekonomi masih mampu bersaing di tingkat global karena faktor konsumsi dalam negeri.
Darmin mengkhawatirkan bila kondisi global mulai membaik, maka Indonesia akan tertinggal, karena terlambat untuk memacu laju ekspor dan investasi.
Artikel ini ditulis oleh: