ilustrasi makanan bernutrisi (foto: pixabay/dbreen)
ilustrasi makanan bernutrisi (foto: pixabay/dbreen)

Jakarta, aktual.com – Dr. Better Versi Paniroi Sp.OG, seorang dokter spesialis kandungan dari Universitas Indonesia, menjelaskan pentingnya memperbaiki nutrisi sebelum hamil sebagai kunci utama dalam mengurangi risiko anak terkena sindrom down.

“Bisa dicegah dan diperbaiki salah satunya dengan memperbaiki kualitas ibu hamil atau persiapan sebelum kehamilan supaya sel telur dan kualitas sperma suami bisa diperbaiki sehingga tidak ada kelainan kromosom,” kata Better dalam sebuah diskusi kesehatan di Jakarta, Sabtu (29/7/2023).

Dr. Better menjelaskan bahwa perhatian yang tepat pada nutrisi sebelum kehamilan dan kualitas ibu hamil dapat berkontribusi pada mencegah kelainan kromosom pada janin.

Penelitian menunjukkan bahwa kelainan kromosom 21 merupakan kelainan yang paling sering terjadi pada kehamilan, dan kebanyakan dari kasus ini mengarah pada sindrom down. Nutrisi yang kurang, seperti vitamin D, asam folat, vitamin A, selenium, dan zinc, dapat menyebabkan kelainan pembentukan jantung pada janin yang dikandung dan meningkatkan risiko sindrom down.

“Proses pembentukan jantung terjadi pada usia kehamilan 4-5 minggu, hingga masuk ke trimester kedua. Deteksi dini yang lebih cepat dapat memungkinkan minimnya risiko terjadi kelainan jantung,” ucapnya.

Faktor usia juga memainkan peran penting dalam risiko terjadinya sindrom down. Wanita hamil di bawah 35 tahun memiliki risiko sekitar satu persen, sedangkan jika usia wanita tersebut di atas 35 tahun, risiko itu meningkat menjadi lima persen. Pada usia 35 tahun, kualitas sel telur sudah menurun, yang bisa dipengaruhi oleh faktor usia, pola makan yang tidak sehat, atau paparan polusi lingkungan.

Dalam upaya mempertahankan kualitas sel telur, dr. Better menyarankan wanita untuk tetap bugar dan menjalani pola hidup sehat sehingga sel-sel tubuh tetap berusia panjang dan tidak mudah terserang penyakit.

Deteksi dini kehamilan menjadi kunci penting dalam mencegah kelainan pada janin. Pemeriksaan USG pada usia kehamilan 11-13 minggu dapat membantu mengidentifikasi pertumbuhan organ yang tidak normal seperti tulang hidung yang tidak terbentuk atau kecil, penumpukan cairan di belakang leher, atau pola aliran darah yang tidak normal.

Selain itu, pada usia kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil sudah dapat melakukan skrining anomaly penyakit organ-organ janin. Untuk mengetahui kelainan kromosom, biasanya dilakukan pemeriksaan dengan metode sederhana dengan memeriksa darah dari ibu atau cara yang berisiko dengan mengambil darah bayi dan cairan ketuban.

“Kehamilan yang sehat membutuhkan nutrisi yang tepat. Kebanyakan wanita hamil mengalami kekurangan zat besi, vitamin D, zinc, dan mikronutrien lainnya. Anemia adalah salah satu dampak dari kekurangan mikronutrien ini dan dapat menyebabkan menurunnya IQ pada anak yang dilahirkan,” tambah dr. Better.

Kesimpulannya, persiapan kehamilan yang tepat dan perbaikan nutrisi sebelum hamil sangatlah penting bagi ibu untuk melahirkan generasi anak yang sehat dan berkualitas. Dr. Better mengingatkan bahwa kelainan dan penyakit yang sering terjadi pada orang dewasa banyak yang terbentuk karena ketidakcukupan nutrisi selama masa kehamilan, yang dapat menyebabkan anak lahir dengan kondisi seperti anemia, berat badan rendah, dan kelahiran prematur. Dengan memperhatikan nutrisi sejak awal, diharapkan anak-anak akan lahir dengan kondisi sehat dan memiliki potensi yang optimal dalam perkembangan dan belajar.

Artikel ini ditulis oleh: