Mendagri Muhammad Tito Karnavian saat Pelantikan Serentak Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) dan Tim Pembina Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Provinsi di Menara Danareksa, Jakarta, Kamis (20/2/2025). (ANTARA/HO-Puspen Kementerian Dalam Negeri)

Jakarta, aktual.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menekankan pentingnya kegiatan retret bagi para kepala daerah. Menurutnya, kepala daerah yang telah terpilih memiliki tanggung jawab utama kepada rakyat, bukan kepada partai politik.

“Ini (retreat) bermanfaat bukan untuk satu dua partai tapi untuk semua kepala daerah, bukan posisi partainya tapi posisi kepala daerahnya yang kita harapkan,” kata Tito di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (22/2/2025).

Ia menegaskan bahwa kepala daerah dipilih oleh rakyat dan harus mengutamakan kepentingan rakyat, sementara partai politik hanya menjadi kendaraan untuk mengikuti pemilihan.

“Karena kepala daerah kan dipilih oleh rakyat, dan dia harus bertanggung jawab kan kepada rakyat kembali, partai kan hanya kendaraan mereka untuk bisa ikut pemilihan, ketika dia terpilih tanggung jawab nomor satu bukan ke partainya, tapi nomor satunya ke rakyat,” sambungnya.

Tito juga mengungkapkan bahwa ada beberapa alasan mengapa sejumlah kepala daerah tidak hadir dalam retret di Magelang. Namun, ia menegaskan bahwa kegiatan tersebut diselenggarakan demi kepentingan daerah.

“Yang gak hadir ini kan yang belum ada keterangan, ya mungkin bisa masalah gangguan perjalanan atau mungkin kebijakan partainya,” ujarnya.

Ia menilai bahwa orientasi kepala daerah sangatlah penting agar mereka memiliki bekal yang cukup untuk menjalankan tugas selama lima tahun ke depan.

“Saya menganggap bahwa kegiatan orientasi kepala daerah ini sangat sangat penting, bukan untuk kepentingan pusat, kepentingan daerah itu sendiri, supaya rekan-rekan kepala daerah ini memiliki bekal yang cukup sebelum 5 tahun nanti melangkah,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Tito menilai bahwa kepala daerah yang tidak mengikuti retret akan mengalami kerugian. Salah satunya adalah kehilangan kesempatan untuk membangun jaringan dengan kepala daerah lain.

“Kepentingan daerah lebih penting, dan ini lah kepentingan bangsa, kepentingan untuk rakyat masing-masing, jadi kalau yang gak ambil bagian ya rugi sendiri, mereka kehilangan momentum untuk mendapatkan teman baru, mengenal para menteri dan juga kenal dengan gubernur,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain