Jakarta, Aktual.co — Realisasi dari berbagai alokasi dalam anggaran baik di pusat maupun di daerah guna menggerakkan sektor riil di tengah masyarakat merupakan hal yang penting dalam upaya untuk mengatasi pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
“Kita mesti mempercepat proyek-proyek yang dijanjikan,” kata Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi setelah rapat tentang coklat yang dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wapres, Jakarta, Selasa (9/6).
Menurut dia, pelemahan rupiah yang terjadi antara lain karena membaiknya kondisi perekonomian AS telah mengakibatkan sejumlah dampak seperti banyak yang menaikkan harga dalam negeri karena bahan bakunya impor.
Untuk itu, ia juga mengemukakan bahwa hal terpenting adalah agar jangan sampai terjadi “out of control” sehubungan dengan kondisi perekonomian saat ini.
“Karena penurunan ada kekhawatiran yang berlebihan, kita jaga sektor riil untuk bisa kita gerakkan,” katanya.
Sofjan Wanandi juga menginginkan agar konten lokal dalam produksi juga terbesar agar tidak diperlukan impor.
Ia menilai bahwa penting agar jangan ada kekhawatiran yang tercipta dalam bentuk spekulasi dolar AS karena pelemahan mata uang rupiah juga terkait dengan faktor psikologis.
Sebelumnya, Bank Indonesia menyatakan nilai tukar rupiah yang terus melemah dalam tiga hari terakhir merupakan akibat dari sentimen eksternal.
“Memang beberapa hari ini, sentimen agak memburuk karena pengaruh dari antara lain pernyataan dari bank sentral AS dan negosiasi yang tidak begitu menggembirakan mengenai utang Yunani. Ini yang mendorong rupiah agak tertekan,” kata Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah di Jakarta, Jumat (5/6).
Berdasarkan data kurs referensi JISDOR Bank Indonesia, rupiah mencapai Rp13.288 per dolar AS pada Jumat, meningkat dibandingkan dua hari sebelumnya Rp13.196 per dolar AS.
“(Pelemahan rupiah) ditambah juga memang akibat menjelang akhir bulan Mei yang lalu, kebutuhan valas agak naik karena untuk kebutuhan membayar utang,” ujar Halim Alamsyah.
Menurut Halim, saat ini seluruh dunia memang sedang memantau isu-isu terutama yang terkait dengan kemungkinan dinaikkannya suku bunga oleh The Fed (Bank Sentral AS).

Artikel ini ditulis oleh: