Jakarta, Aktual.com — Gung Wiss (34), salah seorang warga Kota Denpasar, Bali berhasil mengolah limbah berupa kaleng, botol dan jenis barang bekas lainnya menjadi karya seni yang unik dan menarik.

“Barang-barang bekas itu, kemudian dilukis melalui goresan tangan dan tinta hingga karya seni itu mampu memukau masyarakat pencinta seni,” kata Gung Wiss, kepada pewarta, di Kesiman, pinggiran Kota Denpasar, Senin (04/04).

Ia dalam waktu singkat mampu merubah bahan daur ulang menjadi karya seni lukis yang menarik.

Dengan melalui media atau alat-alat dari barang-barang bekas seperti, kaleng bekas, asbak, botol , termos , serta pakaian bekas yang telah dikumpulkan dari rongsokan mampu merubahnya menjadi lukisan menarik.

“Saya mengumpulkan barang-barang bekas tersebut, di sekitar Kota Denpasar. Sedangkan untuk pakaian bekas yang nantinya akan dilukis , saya mendapatkannya dari warga sekitar yang mempunyai pakaian bekas yang sudah tidak terpakai,” ujar Gung Wiss.

Gung Wiss mengaku, dari hasil goresan tangan dengan bermodalkan tinta dan kuas dengan menjadikannya karya seni lukis sudah digelutinya sejak lama.

“Saya sudah menggeluti kerjaan ini untuk melukis dari barang-barang bekas sejak lama dan untuk melukis saya hanya membutuhkan modal Rp50 ribu. Dengan nominal tersebut bisa digunakan untuk menyelesaikan satu item lukisan,” ujar ia menambahkan.

Wiss menjelaskan, hasil karya lukisan yang dibuatnya dengan objek barang-barang bekas itu banyak menceritakan tentang keadaan lingkungan di Bali.

“Lingkungan yang tercemar oleh masalah sampah saya tuangkan ke dalam lukisan dan dari pesan tersebut saya mengharapkan kepada masyarakat Bali untuk menjaga dan mencintai lingkungan sekitar, agar tetap bersih dan lestari,” ujar Gung wiss.

Selain menceritakan bagaimana keadaan lingkungan di Bali, dalam konteks lukisan yang dibuat dari barang-barang bekas dan pakaian bekas ini, dirinya juga terlihat terampil menggunakan pakaian bekas yang didaur ulang menjadi lukisan.

“Dari pakaian bekas ini, saya lukis beberapa gambar tentang pemandangan dan keindahan Bali, selain itu juga ada beberapa kritikan tentang keadaan negeri ini,” ungkapnya.

Gung Wiss menjelaskan, lukisan dari pakaian bekas tersebut selain menampilkan keindahan juga menampilkan kritikan tentang masalah di negeri ini seperti korupsi yang belum berhasil ditangani secara tuntas.

“Inilah gagasan yang saya buat untuk menginsipirasi karya seni yang saya buat. Saya harapkan dengan karya seni ini masyarakat harus kritis menghadapi segala ujian yang ada di negeri ini, jangan hanya diam, saatnya bergerak dan harus kritis,” ucapnya.

Gung wiss menambahkan, memilih untuk mendaur ulang barang-barang bekas dan juga pakaian karena dari pada melihat barang-barang tersebut menjadi sampah dan bisa berakibat terhadap kerusakan lingkungan.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara