Kyai Nafis menjelaskan bahwa tahapan muslim dalam beribadah ada tiga, yakni ibadah, ‘ubudiyah dan ubadah. Beliau menjelaskan bahwa para ulama sufi senang memakai berbagai macam istilah seperti ini karena keilmuan mereka tidak hanya didasari oleh rasionalitas, tapi juga atas dasar dzauq (Rasa) dan musyahadah (Penyaksian).
Istilah Ibadah adalah bagi orang awam yang setiap amalnya masih didasari atas pamrih. karena ingin balasan ini dan itu, karena takut siksa dan sebagainya. Dan ubudiyah, adalah bagi para khowwas (orang-orang khusus) disini seorang hamba sudah merasakan keasyikan didalam amal ibadahnya.
Ia melaksanakan perintah Allah Swt atas dasar kesadaran dan kefaqirannya kepada Allah Swt. Disinilah seharusnya maqom para salik.
“Adapun ubadah, adalah bagi khowasul khowwas (orang-orang yang lebih khusus), ini adalah maqom kefanaan bagi seorang hamba dan merupakan derajatnya para auliya sholihiin,” jelas Kyai Nafis.
Beliau juga menekankan agar para Salik khususnya “abnaa’ Syadziliyah” agar menjadi profesional yang senantiasa menjaga hak-hak Allah Ta’ala. Menurut beliau, hal inilah yang menjadi kekhasan Thoriqoh Syadziliyah.
“Apapun profesi kita di tengah manusia, kita harus tetap berusaha menunaikan kewajiban kita sebagai hamba Allah Swt, apalagi bagi ahlut Thoriqoh, harus bisa menjaga wirid dan tambahan amalan-amalan Sunnah di tengah kesibukan profesinya sebagai pekerja atau pengusaha,” imbuhnya.
Artikel ini ditulis oleh: