Allah Swt telah membersihkan lintasan pikiran itu dari hatinya. Dan beliau pun rela dengan kedudukan yang Allah berikan kepadanya, hingga beliau menjadi salah satu Ulama dan Auliya Kibaar dibawah bimbingan sang guru.
Kita harus rela dan bersyukur dengan profesi yang kita jalani, berusaha untuk tetap wara’ dan menjaga diri agar tidak bertindak curang dalam pekerjaan kita dan senantiasa berusaha mencari rizki yang halal demi mengharapkan ridho Allah Swt. Kyai Nafis mengatakan bahwa Hal ini amatlah sulit jika tidak dibarengi dengan mujahadah dan dzikrullah.
Ada orang yang dengan mudah menelan yang haram hanya lantaran takut kemiskinan. Namun ada juga yang dengan susah payah, menahan lapar dan dinginnya malam, hanya untuk makan yang halal karena malu pada Allah Swt.
Ada yang sibuk bekerja tapi tidak menunaikan hak-hak Allah dan lalai dari berdzikir padaNya, yang seperti ini banyak sekali. Namun Ada juga yang hanya fokus ibadah dan menyibukkan diri berdzikir kepada Allah Swt tapi tidak bekerja, ia tertipu oleh nafsunya. Bahkan ada yang sampai menjadikan agamanya sebagai mata pencaharian.
Yang langka itu adalah orang yang bekerja keras mencari rizki yang halal namun tetap menjaga Hak-Hak Allah Swt, tetap berusaha melaksanakan perintahNya, tetap berdzikir mengingatNya, apalagi ditambah dengan amalan-amalan Sunnah. Inilah Mujahadah yang sempurna sebagaimana yang dimaksud oleh Imamuna As-Syadzili Radliyallahu ‘anhu.”
Disarikan oleh :As’ad Syamsul Abidin
Artikel ini ditulis oleh: