Jakarta, Aktual.com – Di tengah pandemi COVID-19 dengan peningkatan kasus positif selama beberapa waktu terakhir, masyarakat diliputi perasaan cemas sehingga banyak yang membentengi diri dengan membeli berbagai produk kesehatan. Namun, hal itu akan menjadi upaya yang sia-sia apabila masyarakat tidak menerapkan pola pikir yang positif melalui selftalk, karena pusat dari tubuh manusia adalah otak.

dr. Stephanus Putra Nurdin, MedHyp yang berpraktik di RSIA Budhi Jaya dan Columbia Asia Hospital Pulomas menjelaskan bahwa selftalk yang dilakukan berulang dapat menstimulasi otak menjadi sugesti, baik itu positif maupun negatif.

Selftalk itu bahasa gampangnya ya ngomong sendiri. Tapi kalau diulang-ulang, perkataan itu bisa menjadi kenyataan karena akan menjadi sugesti, kalau minum obat atau vitamin ini itu tapi selftalk-nya negatif ya percuma” ujar Stephanus saat dihubungi wartawan di Jakarta, Ahad (11/7).

Lebih lanjut dokter Ivan menjelaskan, mendengar dibagi menjadi dua bagian yaitu pada pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Namun, masih banyak orang yang belum menyadari bahwa pikiran bawah sadar lebih dominan dibandingkan dengan pikiran sadar manusia.

“Kalau kita mengenal pikiran bawah sadar kita, sebenarnya 88 persen atau 90 persen pikiran bawah sadar itu menguasai hidup kita setiap hari,” kata dokter Ivan.

Oleh sebab itu, apapun yang dikatakan pada diri di pikiran bawah sadar akan langsung terprogram di dalam otak.

Banyak orang berpikir bahwa mendengar hanya berasal dari perkataan orang lain. Faktanya saat Anda berbicara pada diri sendiri maupun orang lain, diri Anda-lah yang paling pertama mendengar dan memproses kata-kata tersebut, jelas Ivan.

Dokter Ivan juga mengungkapkan bahwa kondisi sekarang ini menyebabkan banyak orang merasa khawatir. Bahkan, tidak sedikit orang yang pasrah dengan keadaan. Sehingga pada akhirnya, tanpa disadari hal tersebut dapat menimbulkan selftalk negatif.

“Di kondisi COVID-19 ini kan banyak yang bilang, ‘aduh ntar jangan-jangan gue kena juga nih’. Atau ada juga yang mengatakan ‘ya sudah deh pasrah kalau kena’. Kalau ngomong terus setiap hari seperti itu, disitulah mulai daya tahan tubuhnya turun,” ujar dokter Ivan.

Terlalu sering mengatakan selftalk yang negatif bukan hanya dapat menurunkan daya tahan tubuh saja. Namun, hal ini juga bisa membuat Anda mengalami mental block. Sehingga, orang yang sering mengatakan selftalk negatif akan lebih sulit untuk bisa mengambil keputusan yang baik.

Dokter Ivan mengingatkan, Anda juga perlu memilih kata-kata yang tepat saat berinteraksi dengan pikiran bawah sadar Anda. Sebab, salah pemilihan kata juga dapat menimbulkan dampak yang tidak sesuai harapan.

“Misalnya penggunaan kata ‘jangan’. Mengapa kata ‘jangan’ kurang baik. Contoh, saya suruh kamu jangan pikirkan gajah. Kamu justru malah memikirkan gajah kan? Padahal saya sudah bilang jangan. Itulah alasan kata ‘jangan’ sebaiknya dihindari,” kata dokter Ivan.

Terakhir, dokter Ivan juga memberikan tips kepada masyarakat yang ingin mencoba menanamkan sugesti yang baik terhadap diri sendiri. Ia memaparkan bahwa waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan diri adalah saat sebelum tidur, setelah bangun tidur, atau saat meditasi.

“Pada waktu-waktu tersebut, otak sedang dalam kondisi yang tenang. Sehingga apapun yang kamu katakan atau orang lain katakan akan lebih mudah diserap oleh otak,” tuturnya. (Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: As'ad Syamsul Abidin