Jakarta, Aktual.com — Pada pertemuan KTT G20 di Ankara, Turki beberapa waktu yang lalu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia tahun ini tidak memiliki harapan.

“Saya baru kembali dari Turki G20, istilahnya mood-nya, dua hari pertemuan kemarin memang boleh dibilang bukan mood yang menyenangkan. Tidak ada satu pun negara yang bilang bahwa ada harapan (pertumbuhan) untuk tahun ini,” ujar Bambang di Jakarta, Selasa (8/9).

Menurut Bambang hampir semua delegasi negara anggota yang hadir sepakat bahwa pertumbuhan global akan lebih rendah dari tahun lalu. Forum tersebut juga membahas kekhawatiran dunia terhadap ketidakpastian The Fed dalam menurunkan suku bunganya.

“Kedua adalah Amerika Serikat juga masih maju mundur soal menaikkan tingkat bunga, meskipun IMF sudah memberikan saran supaya itu dilakukan awal tahun depan dan dengan kenaikan yang kecil, dan juga diminta supaya mengurangi dampak terhadap negara-negara lain,” kata dia.

Kemudian China, menurut Bambang anggota G20 melihat bahwa devaluasi yuan dilakukan karena mereka juga mengalami masalah dengan pertumbuhan ekonominya.

“Secara umum, Eropa dan Jepang pun juga tidak ada mood bagus. Jadi memang kondisi global memang sangat berat,” lanjutnya.

Soal harga komoditas, lanjut Bambang, semua sepakat bahwa harga komoditas sulit sekali kembali ke harga seperti tahun 2011. Kalau pun diperkirakan membaik, paling tidak hanya akan membaik sedikit, apalagi ditambah dengan harga minyak yang relatif rendah.

Kendati demikian, Bambang mengatakan dalam forum tahunan tersebut tidak memungkinkan untuk mengambil keputusan dan kesepakatan untuk mengatasi masalah global.

“Jadi memang kalau kami lihat, mood-nya kemarin ini agak berat, dan juga karena G20 bukan forum yang sifatnya mengikat, maka tidak ada misalnya gerakan bersama-sama untuk bisa mengatasi masalah global,” ujarnya.

International Monetary Fund (IMF) sendiri tahun ini memprediksi pertumbuhan ekonomi global hanya mencapai 3,2 persen lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 3,4 persen. Sementara untuk tahun depan IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global bisa mencapai 3,8 persen.

“Tahun 2016 IMF ini masih menganggap dengan Amerika akan membereskan atau mulai merealisasikan kebijakan moneter, kemudian China sudah akan menyetop devaluasinya karena sudah di level yang diinginkan, maka ada optimisme untuk tahun depan dan sampai saat ini pertumbuhan ekonomi dunia versi IMF masih 3,8 persen,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: