Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) didampingi Mensos Khofifah Indar Parawansa (kanan) melakukan koordinasi penanganan bencana asap di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (28/10). Pemerintah melalui BNPB akan memperbanyak hujan buatan untuk membantu menangani kebakaran lahan dan hutan. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Panjaitan menginginkan Nahdlatul Ulama (NU) menjadi benteng terdepan sebagai upaya menangkal bahaya radikalisme dan narkoba di Tanah Air.

“NU adalah salah satu pilar NKRI dan harus menjadi terdepan dalam menegakkan dan mengantisipasi ancaman radikalisme serta narkoba,” ujarnya di sela Tasyakuran Hari Santri Nasional dan Konsolidasi NU Jatim di Surabaya, Sabtu (14/11).

Menurut dia, peran NU sangat penting khususnya di Jatim karena merupakan barometer yang pengaruhnya terhadap stabilitas keamanan nasional.

Purnawirawan Jenderal TNI itu juga mengingatkan bahwa bahaya radikalisme menjadi masalah serius yang disebabkan adanya kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan.

Selain itu, kata dia, bahaya narkoba merupakan masalah serius karena merusak generasi muda, bahkan saat ini Indonesia bukan hanya sebagai tujuan transit, melainkan negara tujuan utama pasar narkoba.

Menkopolhukam mengatakan warga NU yang jumlahnya mencapai 80 juta orang lebih merupakan potensi cukup besar untuk memajukan bangsa ini.

“Kalau 5 persen atau 4 juta orang Nahdliyin ada yang super pintar maka ini menjadi kekuatan dahsyat untuk membantu dan membentengi bangsa. Dan saya yakin itu ada,” katanya.

Sementara itu, Ketua PBNU Saifullah Yusuf mengatakan bahwa peran NU dalam kehidupan bermasyarakat sangat penting, yakni berperan memberi solusi masalah keagamaan, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial budaya.

“Termasuk juga kemiskinan, kesenjangan, ledakan jumlah penduduk hingga situasi internasional,” kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Selama lima tahun ke depan, lanjut dia, NU memiliki strategi antara lain menawarkan “Ahli Sunnah Wal Jamaah” kepada dunia sebagai jawaban atas kemelut radikalisme sekaligus mengukuhkannya sebagai ikon perdamaian dunia.

Wakil Gubernur Jatim itu menjelaskan NU akan bekerja sama dengan pemerintah dalam politik internasional, yakni mendorong agar mengadopsi Islam Nusantara sebagai elemen strategis dalam kebijakan luar negeri bagi perdamaian dunia.

Pada kesempatan tersebut, hadir juga Ketua Umum PBNU Said Agil Siraj beserta sejumlah pengurus besar, kiai-kiai NU, pengurus PWNU Jatim dan PCNU se-Jatim, serta ribuan umat nahdliyin.

Artikel ini ditulis oleh: