Jakarta, Aktual.com — Gagasan besar pemerintahan Jokowi dengan menempatkan Trisakti dan Nawa Cita sebagi ruh dan pondasi dasar program pembangunan merupakan keberanian luar biasa. Akan tetapi, gagasan besar itu bisa menjadi bumerang bagi pemerintahan Jokowi.

Tanda-tanda bumerang itu seperti terlihat pada komposisi Kabinet Kerja. Dimana masih banyak menteri-menteri yang bekerja tidak berlandaskan pada nilai dasar Trisakti dan Nawa Cita.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Jaringan Aktivis Prodemokrasi (Prodem), Satyo Purwanto, kepada Aktual.com, Selasa (29/12). Saat ini, kata dia, beberapa menteri di Kabinet Kerja bergerak atas kehendaknya sendiri.

“Mereka seperti bergerak atas kehendaknya masing-masing, tidak ada integrasi konsepsi program pembangunan yang utuh,” ucap Satyo.

Pemerintahan Jokowi, menurut dia tidak ubahnya suasana pemerintahan sebelumnya karena tidak ada perbedaan yang mendasar. Atas dasar itu pula, memasuki tahun kedua Prodem mengingatkan pemerintah agar gerakan dan aksi bersih-bersih harus terus dilakukan oleh Presiden Jokowi dan jajarannya.

“Bagi pejabat publik, dari menteri, dirjen, petinggi BUMN, kepala badan dan lembaga negara yang tidak bernafaskan Trisakti dan Nawa Cita sudah sepatutnya dicopot,” tegas Satyo.

“Mereka akan menjadi benalu dalam gerakan mewujudkan Trisakti dan Nawa Cita,” lanjut dia.

Menteri yang tidak memiliki pemahaman, apalagi aktualisasi Trisakti dan Nawa Cita, disampaikan Satyo masuk dalam golongan menteri berpaham neolib. Dan, neolib ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Artikel ini ditulis oleh: