Jakarta, Aktual.com – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan, telah memerintahkan jajarannya bergerak cepat melakukan penanganan tanggap darurat terhadap bencana di Sulawesi Berat (Sulbar) dan Kalimantan Selatan (Kalsel).

Basuki menyatakan, telah menunjuk Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II, Ditjen Bina Marga Thomas Setiabudi Aden sebagai komandan lapangan penanganan darurat bencana gempa di Sulbar dan Direktur Sungai dan Pantai, Ditjen Sumber Daya Air Bob Arthur Lombogia untuk penanganan banjir di Kalsel.

“Keduanya akan mengkoordinir balai-balai teknis di lingkungan Kementerian PUPR di provinsi untuk melaksanakan penanganan tanggap darurat,” kata Basuki dalam keteranga pers tertulis, Sabtu (16/1).

Basuki mengatakan, penanganan bencana merupakan tanggung jawab bersama dan harus dilakukan melalui kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan swasta.

“Kita minta kontraktor yang tengah membangun infrastruktur di sekitar Sulbar maupun Kalsel untuk membantu penanganan tanggap darurat. Misalnya di Sulbar membantu proses pembersihan puing-puing bangunan, di Kalsel misalnya membantu mobilisasi bahan banjiran dan perahu karet untuk evaluasi warga,” kata Basuki.

Dijelaskan, beberapa kontraktor yang  bekerja di Sulbar dan Sulteng adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), dan PT Brantas Abipraya (Persero).  Sementara di Kalsel,  PT Waskita Karya (Persero), dan PT Adhi Karya.

Sementara itu, sebagai upaya penanganan darurat bencana gempa di Sulbar, Kementerian PUPR telah mengerahkan alat berat untuk memulai pembersihan puing-puing bangunan di Kabupaten Mamuju dan Majene yang kondisinya paling parah.

Alat berat yang telah dikerahkan berupa 9 excavator, 1 unit backhoe loader, 1 unit dozer, 1 unit tronton, 5 unit dump truck, dan 1 unit mobil crane.

Selain itu, Kementerian PUPR juga mengerahkan sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi bagi pengungsi dan masyarakat terdampak, mencakup 6 unit Mobil Tangki Air, 30 unit tangki air, 1 unit mobil toilet, dan 10 unit tenda darurat.

“Langkah lanjutan adalah audit kerusakan bangunan dan infrastruktur, terutama kantor pemerintahan dan fasilitas publik seperti rumah sakit,  pasar dan infrastruktur pendukung perkotaan dan irigasi. Hasil audit akan menjadi data untuk program  penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi untuk mempercepat pemulihan ekonomi di Sulbar,” kata Basuki.

Untuk Provinsi Kalsel, lanjutnya, dukungan tanggap darurat Kementerian PUPR diantaranya dilakukan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan II, Ditjen SDA dengan memberikan bantuan 4 buah perahu karet serta 8 pelampung kepada Pemkab Banjar untuk  evakuasi warga terdampak banjir.

Pada posko pengungsi, disalurkan oleh BPPW Kalsel, Ditjen Cipta Karya sementara sebanyak 1 unit Mobil Tangki Air berkapasitas 4000 liter dan Hidran Umum berkapasitas 2000 liter untuk pemenuhan kebutuhan air bersih,  serta mobil toilet dan mobil tinja untuk keperluan sanitasi.

Adapun, untuk pemulihan konektivitas, dilakukan perbaikan/penggantian Jembatan Tabunio II pada Lintas Selatan Kalsel (Sp Liang Anggang-Pelaihari-Batu Licin) dengan jembatan Bailey.

“Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalsel juga melakukan penanganan pada Jembatan Salim di Lintas Tengah Kalsel (Banjarmasin-Tanjung-Batas Kaltim) yang putus akibat banjir dengan membangun jembatan sementara berupa sheetpile baja untuk orang dan kendaraan kecil,” pungkasnya.(RRI)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i